BORNEONEWS, Sampit - Rusminarni alias Minar, pemilik 19.000 butir zenith ternyata adik ipar Bahriah resedivis zenith yang sudah dua kali keluar masuk penjara.

Bahkan, dari keterangan Minar saat disidang di Pengadilan Negeri Sampit, Senin (13/3/2017), terungkap kalau Bahriah masih tetap menggeluti usaha jual zenith tersebut. Tidak hanya itu dalam menggeluti usaha itu Minar mengaku dimodali oleh Bahriah.

"Barang yang diamankan dengan saya itu saya ambil dengan Soni, 50 boks sudah diambil oleh Bahriah, 190 boks (19.000 butir) zenith yang saya titipkan dengan terdakwa Miswati sisanya yang sudah diambil Bahriah," kata warga Jalan Kenan Sandan, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Kotawaringin Timur (Kotim).

Namun saat majelis hakim yang dipimpin Muslim Setiawan itu menanyakan kenapa Bahriah tidak juga diproses dalam kasus ini, Minar sendiri mengaku tidak tahu secara persis dengan alasan itu kewenangan polisi.

Bahkan, diakui terdakwa yang juga dihadapan JPU Kejari Kotim Siska Purnama Sari itu, ia nekat menggeluti usaha zenith itu atas bujukan sang kakak ipar Bahriah. Padahal menurutnya selama ini ia sudah punya kerjaan yakni sebagai pedagang sembako.

"Kata Bahriah untuk menambah biaya suami saya yang kini jalani hukuman atas kasus sabu,"ujar perempuan yang diamankan di Jalan Usman Harun, Komplek Pemuatan, Kelurahan Baamang Hilir, Kecamatan Baamang.

Minar sendiri baru kali pertama menggeluti bisnis tersebu meski hakim sendiri sempat ragu dengan keterangannya itu.

"Terus terang jangan berbelit, kalau berbelit kamu sendiri yang menanggung akibatnya,"ujar hakim kepadanya.

Meski demikian Minar mengaku sudah memberikan keterangan dengan sebenarnya. Dari catatan kriminalnya, Minar sudah pernah mendekam di penjara atas kasus narkoba ia dihukum lima tahun penjara. Sementara Bahriah sendiri resedivis kasus zenith yang sudah dua kali keluar masuk penjara, bahkan terakhir adik kandung Bahriah, Ahmad juga sempat berurusan dengan hukum atas kasus serupa. (NACO/B-5)