Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Grobongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Parlemen UE Kian Sudutkan Sawit, Malaysia Melawan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 16 Maret 2017 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Parlemen Uni Eropa (UE) tengah membahas resolusi yang akan mewajibkan produk berbasis minyak sawit bersertifikasi agar bisa masuk ke pasar Eropa. Langkah ini jelas akan mengganjal komoditas andalan Malaysia dan Indonesia itu.

Menteri Perusahaan, Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong, seperti dikutip Bernama, Rabu (15/3/2017), mengatakan pihaknya menentang keras usulan resolusi yang akan diterapkan mulai April 2017 tersebut.

Resolusi itu termasuk mewajibkan pemasangan label pada produk makanan (food labelling), yang mengindikasikan produk minyak sawit yang diolah secara berkelanjutan harus disertai label yang menyertakan berbagai informasi pada kemasan.

Mah juga menegaskan bahwa Malaysia menentang keras resolusi itu yang menyebutkan industri sawit memicu deforestasi. Tudingan yang tidak berdasar itu dinilai akan berdampak negatif terhadap ekspor produk minyak sawit dari Malaysia dan Indonesia.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadil Hasan, mengungkap alasan semakin gencarnya kampanye negatif terhadap produk minyak sawit oleh Barat.

"Produk sawit dan turunannya atau Crude Palm Oil (CPO) asal negara Asia telah menekan keberadaan industri minyak nabati di Eropa dan Amerika Serikat. CPO asal Indonesia harganya lebih efisien dan turunannya banyak, dan ini menjadi ketakutan terbesar dari pihak Barat," katanya kepada pers di Jakarta, Rabu.

Negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat, menurut Fadil, ingin melindungi produknya dan tidak heran sering melakukan boikot atau pengetatan terhadap produk hasil olahan kelapa sawit dari Indonesia. Pemerintah juga meningkatkan produksi di sektor kelapa sawit

"Kenyataannya, CPO saat ini sudah sangat dominan dalam pangsa pasar minyak nabati dunia," papar dia.

Fadil menambahkan, di tengah kepungan pemberitaan dan kampanye negatif dari pihak Barat terhadap sawit asal Indonesia, semua pihak harus bijak dalam melihat masalah ini.

"Kelapa sawit akan memiliki pengaruh yang besar. Untuk menggerus industri kelapa sawit asal Indonesia, negara Barat sengaja mengembuskan isu lingkungan untuk mencegat sawit karena kebutuhan akan CPO semakin besar," ujar Fadil. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru