Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Rektor: Sederhanakan Riset, Kunci Mahasiswa Doyan Karya

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 20 Maret 2017 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Agar tidak jadi momok, perlu adanya penyederhanaan bahasa dan teknik dalam membuat karya tulis ilmiah berlatar riset. Selain itu, membuat riset menjadi kawan senyaman mungkin bagi mahasiswa.

Demikian kiat yang diungkapkan Rektor IAIN Palangka Raya Ibnu Elmi AS Pelu agar mahasiswanya doyan Karya ilmiah. Selama ini, kata Ibnu, Riset atau penelitian identik sebagai skripsi yang menjadi tugas purna sebagai mahasiswa.

Pemahaman salah ini menyebabkan stigma kontraproduktif yang menganggap riset itu rumit. Program kegiatan bersifat monoton tanpa target yang jelas adalah output yang harus ditanggalkan.

'Sebagai perguruan tinggi lokal yang mendapat input beragam dari Kalimantan Tengah (Kalteng) dan sekitarnya, tutur dia, IAIN Palangka Raya mencoba menemukan potensi potensi lokal yang percaya diri di tingkat Internasional. Kita harus sederhanakan pembahasan dan teknik riset itu agr kian digemari dan kian terbiasa di mahasiswa kita,' kata Ibnu kepada Borneonews, Senin (20/3/2017).

Kemampuan riset, kemampuan bahasa asing dan teknologi informasi adalah tiga senjata dasar yang harus dimiliki yang terlibat di Student Research Club (RSC), lembaga yang dibnetuk Ibnu Elmi yang berfungsi layaknya kelompok studi yang membantu mahasiswa memahami riset.

'Sistem pendidikan terintegrasi yang dikembangkan meliputi program wajib Mahad Aljamiah turut mendukung kemampuan mahasiswa. Program bahasa Inggris dan Arab yang menjadi menu wajib,'katanya.

Ibnu menuturkan, SRC adalah unit kegiatan mahasiswa yang berkonsentrasi pada peningkatan kemampuan riset dan karya ilmiah mahasiswa di IAIN Palangka Raya. SRC berdiri pada 2011, dan awalnya bernama Student Research Center (RSC). Pada 2016 revitalisasi SRC dilakukan. Perubahan dilakukan. Nama menjadi Student Research Club.

'Sistem dirubah berbasis kebutuhan mahasiswa. Kurikulum dan materi disusun berdasar kesepakatan anggota. Keanggotaan mahasiswa dibagi dalam beberapa kluster kelompok sesuai rumpun keilmuan program studi,' pungkasnya.

Cara ini terbukti sukses membawa mahasiswanya ke forum internasional. Mahasisnya yang terbiasa riset, menuliskannya dalam artikel, akhirnya percaya diri (PD) men-sharenya dalam website jurnal internasional, dan akhirnya berbuah manis. Beberapa diantaramahasiswanya diundang sebaga pembicara dalam seminar internasional. (M ROZIQIN/B-8)

Berita Terbaru