BORNEONEWS, Sukamara ' Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemungkiman (Perkim) Sukamara Arif Rahman Hakim mengatakan, penyebab turunnya jumlah rumah tangga penerima Program Jamban Sehat saat ini karena tingginya biaya pembuatan septic tank di wilayah kabupaten ini.

'Jamban yang kita buatkan untuk masyarakat harus sesuai dengan petunjuk teknis dan standar SNI, namun setelah dirancang ternyata biaya yang dikeluarkan lebih dari biaya bantuan yang diberikan oleh Kementerian,' kata Rahman, Senin (20/3/2017).

Menurut Rahman, bantuan yang pihaknya terima dari kementrian untuk pembuatan septic tank dihargai dengan biaya Rp3 juta per unit, sedangkan di Kabupaten Sukamara untuk pembuatan satu unit septic tank sesuai standar SNI memakan biaya oprasional sampai Rp4,5 juta.

'Jika kita paksakan dengan dana yang ada maka pembuatan septic tank tidak akan mencapai standar dan dikhawatirkan membuat Kabupaten Sukamara tidak menerima bantuan jamban sehat lagi untuk tahun selanjutnya,' tuturnya.

Sehingga, untuk menyiasati kekurangan dana tersebut, maka Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemungkiman (Perkim) Sukamara mengurangi jumlah penerima program sehingga pembuatan jamban sehat bisa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis dan standar SNI yang diberlakukan.

Ditambahkannya, bantuan pembuatan jamban untuk 150 rumah tangga tersebut akan dilaksanakan di dua desa yanki Desa Pudu dan Desa Kartamulia Kecamatan Sukamara. Sedangkan untuk desa lainnya akan dilaksanakan secara bergilir atau bertahap di tahun yang akan datang.

'Desa desa tersebut memang merupakan wilayah yang penduduknya masih jarang memiliki WC pribadi, sehingga budaya BAB Sembarangan masih terjadi,' ucap Rahman. (NORHASANAH/B-5)