Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengrajin Ikan Asin Desa Tanjung Putri Banyak Terjerat Tengkulak

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 20 Maret 2017 - 18:19 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Desa Tanjung Putri, Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Bun dikenal sebagai desa penghasil ikan asin. Sebagai Desa yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan tangkap dengan menggunakan kapal 5 grosston, harusnya Desa Tanjung Putri, dapat sejahtera.

Sayangnya, baik produk perikanan maupun produk hasil olahan perikanan pemasarannya masih melalui tengkulak, sehingga pendapatan mereka belum membawa peningkatan ekonomi.

Terbukanya akses jalan darat dari Pangkalan Bun belum lama ini juga dimanfaatkan pedagang untuk belanja secara langsung ke pengrajin. Walau ikan asin jenis telang dan pari di pasaran tradisional mencapai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu, harga jual di tingkat petani lebih rendah 50 persen atau hanya berkisar di harga Rp15 ribu.

Sebagai Kepala Desa Tanjung Putri, Dedi Haryanto sudah berupaya memutus rantai jalur pemasaran melalui tengkulak. Namun karena masyarakat kerap kesulitan permodalan, banyak dari pengrajin tetap menerima uang terlebih dahulu dari tengkulak untuk biaya produksi. Pihak desa tidak bisa berbuat banyak.

"Kita sudah berupaya untuk membantu warga dalam pemasaran, namun kesulitan saat warga menerima uang terlebih dahulu untuk biaya produk, otomatis mereka terikat dengan tengkulak, " beber Dedi.

Ikan kerepes atau ikan campur-campur dihargai lebih murah lagi hanya Rp7 ribu per kilogram. Padahal di pasaran bisa mencapai harga berkali-kali lipat. (KOKO SULISTYO/B-10)

Berita Terbaru