Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Gambaran Resort di TWA Tanjung Keluang

  • Oleh Wahyu Wulandari
  • 21 Maret 2017 - 14:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Salah satu objek wisata di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, adalah Taman Wisata Alam (TWA) Tanjung Keluang yang terletak berseberangan dengan Pantai Kubu.

Tanjung Keluang ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung oleh menteri kehutanan dengan luas 2000 ha pada 1984. Kawasan yang terbentuk dari hamparan pasir putih ini ditumbuhi flora khas pantai seperti cemara laut.

Di tengah hamparan cemara laut itu terdapat sebuah resort (pondok tempat peristirahatan) yang terbuat dari kayu dengan arsitektur rumah betang. Resort tersebut berdiri kokoh 50 meter dari dermaga di sisi barat pantai Tanjung Keluang. Dibalai peranginan tepat di bagian depan resort terdapat tulisan 'KANTOR RESORT Taman Wisata Alam (Tanjung Keluang)'. Di tempat ini lah semua tetekbengek Tanjung Keluang dirumuskan.

Rumah panggung yang dibangun pada 2011, tepatnya saat pengelolaan Tanjung Keluang diambil alih oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, terdiri dari balai peranginan, ruang tamu, dua kamar staf dapur, toilet dan musala di lantai 2.

Borneonews memilih masuk melalui dapur resort menggunakan tangga kayu. Terlihat beberapa staf tengah memasak. Maklum, di Tanjung Keluang tidak diperbolehkan menjual makanan, kecuali pada hari-hari besar tertentu seperti Idul fitri. Jadi, bahan makanan dibeli dari Desa Kubu atau Pangkalan Bun dan dimasak sendiri oleh para staf.

Lanjut memasuki ruang tengah, terdapat dua kamar yang letaknya bersebarangan. Kamar ini berfungsi sebagai tempat tidur para staf TWA Tanjung Keluang. "Kamar ada dua. Satu untuk kepala resort, satu lagi untuk para staf," ujar Yudi sembari mengajak Borneonews berkeliling Resort.

Naik ke lantai dua, terdapat sebuah ruangan yang cukup besar yang dapat menampung 20-25 orang pengunjung. Ruangan ini sebenarnya adalah musala, tetapi jika ada pengunjung yang ingin menginap dipersilakan. "Cuma bayar donasi saja untuk Tanjung Keluang sebesar Rp25.000 per orang per malam."

Di ruang tamu yang sekaligus befungsi sebagai pusat informasi, terpajang beberapa foto penyu sisik yang ditemukan di sekitar kawasan pantai. Serta brosur berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di Tanjung Keluang. Di sisi kiri ruangan terdapat rak-rak berisi life jacket dan perlengkapan lain untuk banana boat.

Ada pula televisi yang hanya hidup di malam hari karena keterbatasan listrik di kawasan ini. "Listrik hanya hidup di malam hari. Sedangkan siang hari digunakan untuk mengumpulkan energi matahari dengan solar cell," ujar Yudi yang juga merupakan salah satu staf TWA Tanjung Keluang. (WAHYU WULANDARI/B-2)

Berita Terbaru