BORNEONEWS, Palangka Raya - Andin (30) mengaku awal mulaya menderita disabilitas karena kecelakaan tunggal pada awal 2005. Dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit dan tim medis menyatakan bagian tulang belakangnya bergeser.

Karena tidak ada dana untuk operasi, Andin pulang dan menerima nasibnya hingga sekarang. Andin juga tidak bisa ke mana-mana. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dia membutuhkan bantuan kursi roda.

"Awal 2005 saya dibonceng teman menabrak trotoar. Setelah itu kata dokter tulang belakang meleset," ucap Andin.

"Dia tidak bisa berjalan. Jadi bagian pinggang ke bawah tidak bisa digerakan. Untuk berpindah dari suatu tempat, dia membutuhkan kursi roda. Itu pun pada saat naik, juga dibantu. ," kata paman Andin, Isel.

Dia menuturkan Andin merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara. Kedua orangtuanya sudah meninggal. Untuk menghilangkan rasa penat Andin, kakeknya, Jenias Timbang membuatkan usaha kecil-kecilan persis di depan rumah.

"Jadi cuma menunggu saja. Kalau yang membeli barang kakeknya," ungkapnya. Di rumah, Andin tinggal bersama kakak perempuannya, Lampang (35). Namun Lampang juga memiliki keterbelakangan mental meski saat ini kondisinya sudah membaik pascamenjalani terapi. (BUDI YULIANTO/B-6)