Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kilas Balik Keunggulan Industri Sawit Malaysia Atas Indonesia

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 Maret 2017 - 18:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, Malaysia diketahui lebih superior dibandingkan dengan Indonesia. Kenapa

Meski Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia, tapi masyarakat internasional lebih mengenal sawit atau minyak sawit sebagai komoditas yang berasal dari Malaysia. Itu pula yang tergambar dari penetapan acuan harga minyak sawit dengan denominasi ringgit Malaysia.

Jika menilik sejarah dari pengembangan industri sawit, bisa dimaklumi jika Malaysia lebih unggul dari Indonesia.

Menurut Economic History Society, Malaysia berperan besar dalam melahirkan industri kelapa sawit modern seperti saat ini. Pemerintah negeri jiran itu selalu aktif menghasilkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan ekspor sawit sejak 1960-an hingga sekarang.

Mulai era 1970-an, fokus Malaysia adalah meningkatkan produk berbasis sawit dengan nilai tambah tinggi. Pertama dalam bentuk minyak sawit olahan dan kemudian produk bernilai tambah tinggi, seperti digunakan untuk makanan dan sabun.

Untuk melakukan peningkatan teknologi, pemerintah Malaysia juga aktif mempromosikan riset dengan menggandeng pihak swasta melalui lembaga yang disebut sebagai Malaysian Palm Oil Board.

Sementara itu, Indonesia baru memulai pengembangan industri sawit modern pada era 1980-an hingga sekarang.

Dengan memiliki lahan lebih luas dan tenaga kerja lebih murah, tak heran jika Indonesia unggul dari Malaysia dalam hal produksi dan ekspor. Hanya saja, Indonesia belum mampu menyamai Malaysia dari sisi pengembangan teknologi.

Meski Indonesia sudah mulai menggalakkan pengembangan industri yang menghasilkan produk berbasis sawit bernilai tambah tinggi, namun hal itu belum bisa mengejar pencapaian Malaysia.

Salah satu alasannya adalah banyak perusahaan sawit yang beroperasi di Tanah Air adalah milik Malaysia, sehingga pengolahan sawit lebih banyak dilakukan di negeri jiran itu. Kemudian alasan lainnya adalah kurangnya pendanaan untuk melakukan riset-riset pertanian oleh Indonesia jika dibandingkan dengan Malaysia. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru