BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pohon kelapa sawit dengan daunnya yang rindang dan besar memiliki peran cukup besar bagi sebuah kawasan hutan tropis.

Bahkan perkebunan kelapa sawit juga lebih efisien dalam menyerap karbon dibandingkan dengan hutan tropis lainnya, sehingga dapat membantu menyerap gas rumah kaca.

Sebuah studi, seperti dilansir MPOC, menunjukkan bahwa perkebunan sawit dapat mengasimilasi 44,0 ton bahan kering per hektare per tahun, dibandingkan dengan 25,7 ton per hektare per tahun untuk hutan tropis lainnya.

Yang menarik, produksi bahan zat kering tetap tinggi hingga siklus hidup ekonomi selama 25 tahun dari pohon sawit. Dengan kemampuan unik seperti itu, perkebunan sawit jelas bermanfaat dalam menjaga bumi dari pemanasan global.

Adapun kemampuan lain dari pohon sawit adalah menjaga kualitas tanah dan air. Bagaimana mekanismenya

Mekanismenya adalah ketika proses penananam pohon kelapa sawit, beberapa langkah dilakukan untuk mencegah degradasi tanah dan mempertahankan tingkat kesuburan tanah.

Pada tanah berbukit-bukit, kontur terasering dibuat bersamaan dengan lahan curam. Pembuatan lubang dan pengurukan dengan tanah dapat membantu mengurangi tingkat kecuraman lahan, selain juga untuk menjaga agar tanah tidak longsor dan nutrisi tanaman tidak hilang. Pemangkasan daun di sepanjang lereng yang curam tersebut dapat meminimalkan erosi tanah dan hilangnya kesuburan.

Area perkebunan sawit yang juga banyak dihuni tanaman polong dapat memperbaiki nitrogen di dalam tanah, mendaur ulang bahan organik, meningkatkan struktur tanah, menghilangkan rumput liar, mengurangi pemadatan dan erosi tanah, serta mendorong penerimaan curah hujan. Di dalam perkebunan sawit setidaknya terdapat 6 spesies tanaman polong yang sengaja ditanam karena memiliki manfaat seperti yang disebutkan di atas.

Sementara itu, untuk penanaman sawit di kawasan pantai, yang patut diperhatikan adalah dari sisi drainase yang memadai serta pengelolaan air yang tepat. Hal ini untuk mencegah tanah terlalu kering dan kerusakan asam sulfat. Cara ini juga berlaku untuk di lahan gambut. (NEDELYA RAMADHANI/m)