Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Simalungun Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Disdagkop Barsel Aktifkan Kontrol Harga Pasar

  • Oleh H Laily Mansyur
  • 25 Maret 2017 - 06:28 WIB

BORNEONEWS, Buntok - Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) mengaktifkan kontrol harga pasar. Karena itu, setiap Kamis dalam sepekan, pihak Disdagkop UKM Barsel ke lapangan untuk mengetahui harga pasar. Khususnya, harga sembilan bahan pokok (sembako) yang dibutuhkan masyarakat.

"Itu kami lakukan sebagai upaya pendekatan dengan para pedagang di Kota Buntok, agar mereka  tidak semena-mena menaikkan harga sembako. Terlebih mendekati hari-hari besar keagamaan," ungkap Kepala Disdagkop UKM Barsel, Dekma kepada PPost di Buntok, Jumat (24/3/2017). 

Ia mengatakan, tidak bisa  dipungkiri,  sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan paling utama bagi manusia. Akan tetapi, ujar Dekma, terkadang faktor harga yang tidak terkendali, membuat sebagian dari kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi. 

"Paling dominan yang selalu menjadi permasalahan di tengah masyarakat kita adalah menyangkut kenaikan harga sembako," urai mantan Kadis Perizinan itu.

Dekma menuturkan, menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Ramadan, dan Lebaran, natal atau tahun baru, sudah menjadi kebiasaan harga sembako bakal merangkak naik. Kondisi ini, tidak jarang membuat pusing ibu-ibu rumah tangga, karena harus memutar otak agar uang belanja dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya.

"Tapi untuk menghadapai hari raya Nyepi umat hindu ini sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Mungkin saja karena para pedagang telah mengetahui, dalam perayaan Nyepi, umat hindu tidak melakukan aktivitas, apa lagi  dalam hal masak memasak," katanya.

Dekma menerangkan, upaya untuk mengendalikan harga-harga komoditas dipasaran rencananya akan dilakukan secara berkesinambungan.Sekaligus mengontrol secara berkala komoditas apa saja yang mengalami kenaikan harga.

Akumulasi harga-harga pasar di Barsel, akan dilaporkan pada pihak provinsi. Inilah bentuk perencanaan Disdagkop dan UKM Barsel dalam memantau harga komoditas.

"Mengingat pada waktu belakangan ini,  yang menjadi momok adalah kenaikan harga cabai. Bahkan hingga saat ini tampaknya masih dalam kondisi pedas," ucapnya.

Pihak Bulog juga terus berupaya menjaga agar harga sejumlah komoditas tidak melonjak. Kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Buntok, Lenny mengatakan, selain gula pasir pihaknya juga menstok beras komersil dan minyak goreng. 

"Kami menstok 10 ton beras komersil dan minyak goreng," kata Lenny kepada Uriutu Djaper dari Borneonews, Rabu (25/1/2017).

Ia menjelaskan, selain beras komersil, gula pasir dan minyak goreng jika habis akan distok lagi dari Palangka Raya. Jadi, lanjut dia, keberlangsungan beras komersil, gula pasir dan minyak goreng ini terus berlanjut sampai akhir tahun 2017. "Semua itu kita jual di kantor Bulog Barsel."

Lenny mengatakan, hal itu merupakan upaya dari Bulog untuk menstabilitasi harga. Karena harga di pasaran masih tinggi. Hal ini, agar masyarakat bisa menjangkau dengan harga lebih murah dari harga pasar. "Untuk beras komersil, dijual Rp47,5 per lima kilogram, gula Rp12,5 per kilogram, minyak goreng tawon satu liter Rp13 ribu dan minyak goreng rose brand dua liter Rp26 ribu." (H. LAILY MANSYUR/N).

Berita Terbaru