BORNEONEWS, Palangka Raya - Umat Hindu di Palangka Raya baru saja menggelar pawai ogoh-ogoh, Senin (27/3/2017) sore hingga petang. Ada empat patung yang diarak dalam pawai menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939 itu.

Sekilas mengamati ogoh-ogoh bentuknya sangat mirip dengan apa yang dibuat. Begitu juga wajah, tubuh maupun kecerahan warnanya. Pembuatan ini ternyata tidak segampang apa yang dibayangkan. Butuh seseorang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Bahkan sampai-sampai mendatangkan dari luar Kalimantan.

"Kita mendatangkan tukang dari Bali," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Kalteng, I Nyoman Sudyana kepada Borneonews.co.id.

Menurutnya, alasan didatangkan tukang dari Bali karena dia menilai tukang lokal belum mampu membuat. "Dari segi anatomi belum bisa," ungkapnya.

Meski demikian tukang di Bali itu juga tidak bekerja sendiri. Nyatanya dibantu sejumlah mahasiswa di Palangka Raya. "Ada juga yang dibuat oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Tampung Penyang, Persatuan Pemuda Hindu Universitas Palangka Raya dan dibantu anak-anak muda di Pura," ungkapnya.

Bahan pembuatan ogoh-ogoh berasal dari bambu kemudian diisi dengan kertas dan stryfoam. "Kira-kira dua minggu baru selesai. Jadi tukang yang dari Bali itu juga sambil melatih," tuturnya. (BUDI YULIANTO/B-6)