BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, diproyeksikan akan mengalami pemulihan produksi pasca El Nino pada semester II 2017.

Lembaga riset yang berbasis di Malaysia, Kenanga Research, menyebutkan bahwa meski kekeringan sebagai dampak El Nino pada awal 2016 berimbas kecil terhadap produksi sawit pada kuartal I 2017, diestimasi produksi sawit selama 2017 akan lebih rendah dari level tertinggi 2015 yang mencapai 19.96 juta metrik ton (MT).

'Dari sini, kami memperkirakan produksi aktual akan mendekati proyeksi skenario medium hingga tinggi," sebut Kenanga Research, seperti dikutip The Borneo Post akhir pekan ini.

Sementara outlook untuk biodiesel pada 2017, Kenanga Research mengatakan bahwa itu akan fokus pada kebijakan mandatori biodiesel dari pemerintahan di sejumlah negara ketimbang faktor lain, khususnya di Indonesia, Malaysia, AS dan Eropa.

'Beberapa pelaku industri sawit belum lama ini menyebutkan bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan marjin lebih rendah untuk biodiesel bagi para pelaku industri, yakni dari US$125 per MT untuk saat ini menjadi US$100 per MT. Ini bisa mendorong penguatan harga CPO, dan lebih kecilnya marjin keuntungan dapat dikompensasi dengan tingginya volume biodiesel," tulis Kenanga Research.

Disebutkan pula, bahwa secara keseluruhan, program biodiesel Malaysia dan Indonesia diyakini dapat mendongkrak harga minyak sawit, meski ada potensi hambatan di pasar AS dan Uni Eropa. (NEDELYA RAMADHANI/m)