Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Malaysia-India Kerjasama Soal Sawit, Indonesia Jangan Terlena

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 04 April 2017 - 16:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Malaysia dan Indonesia adalah dua produsen minyak sawit terbesar dunia yang memiliki pasar ekspor yang saling beririsan. Kampanye anti sawit di Uni Eropa telah memaksa kedua negara ini melirik pasar ekspor lain.

Dengan menurunnya permintaan minyak sawit dari Tiongkok, mau tidak mau kedua negara ini harus segera melakukan penetrasi dan meningkatkan volume ekspor ke pasar eksisting.

Jika Indonesia melakukan penajaman atas model kerjasama perdagangan dengan Pakistan, Malaysia melalui Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Council0 pada Senin (3/4/2017) menandatangani pakta kerjasama dengan badan minyak nabati India, Solvent Extractors Association dan Mumbai Dabbawala Association (MDA), untuk mempromosikan minyak sawit di Negeri Bollywood.

Nota kesepahaman antara MPOC dan Mumbai Dabbawala Association (MDA) mencakup berbagai aspek, seperti mengedukasi konsumen mengenai pemakaian, kandungan gizi dan aspek kesehatan dari minyak sawit.

Melihat langkah yang diambil Malaysia tersebut, ini akan menjadi pelecut bagi pemerintah dan pelaku industri sawit Indonesia untuk lebih giat melakukan pendekatan ke negara-negara yang berpotensi menjadi pasar baru bagi minyak sawit dan produk turunannya.

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan kinerja ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya ke India dan negara-negara Afrika meningkat cukup signifikan.

"Ekspor ke India naik sebesar 30% dibandingkan dengan Desember 2016. Dari 519,94 ribu ton naik jadi 676,17 juta ton pada Januari tahun ini," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, di Jakarta, Senin.

Untuk ekspor ke negara-negara Afrika, menurut Fadhil, kenaikan sebesar 88% atau dari 110,46 ribu ton pada Desember 2016, dan meningkat menjadi 207,98 ribu ton pada Januari 2017. Sementara kenaikan ekspor ke negara-negara Eropa sekitar 15%, Bangladesh sekitar 8%, dan Pakistan sekitar 6%.

"Permintaan dari Tiongkok mengalami penurunan cukup signifikan. Ekspor minyak sawit Indonesia ke Tiongkok turun sebesar 48% atau dari 612,21 ribu ton pada Desember 2016 menjadi 316,75 ribu ton pada Januari 2017," papar dia. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru