Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Saham Eagle High Plantations Direkomendasi Beli

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 04 April 2017 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di tengah apiknya kondisi perekonomian dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (4/4/2017) diperkirakan bergerak pada level support 5.558 dan resistance 5.616.

"Pergerakan IHSG hari ini diestimasi akan menguat," ungkap analis PT Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah, di Jakarta.

Adapun saham yang layak diperhatikan pada perdagangan hari ini antara lain PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Pada sesi sebelumnya, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat ke level 5.606 poin seiring dengan data ekonomi domestik yang positif.

IHSG BEI ditutup naik 38,68 poin atau 0,69 persen menjadi 5.606,78 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 9,47 poin (1,02 persen) menjadi 930,99 poin.

Sementara itu, emiten perkebunan sawit, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), melaporkan kinerja buruk pada 2016 dengan Kerugian bersih yang melonjak 116,84% menjadi Rp389,75 miliar atau Rp(12,36) per saham dibandingkan kerugian bersih pada 2015, yaitu sebesar Rp179,74 miliar atau Rp(5,70) per saham.

Anjloknya kinerja BWPT pada 2016 tersebut terutama diakibatkan dari Beban Lain yang meningkat cukup besar dari Rp437,60 miliar menjadi Rp580,97 miliar, sehingga Perseroan mengalami peningkatan kerugian sebelum pajak dari Rp203,62 miliar menjadi Rp336,17 miliar.

Pendapatan pokok perseroan juga mengalami penurunan dari Rp2,67 triliun menjadi Rp2,54 triliun, sementara laba kotor masih mengalami pertumbuhan sebesar 3,43% menjadi Rp593,49 miliar pada 2016 dari tahun sebelumnya, dan diiringi laba usaha yang mengalami peningkatan dari Rp233,98 miliar menjadi Rp244,80 miliar.

Untuk diketahui, pendapatan pokok terutama dikontribusikan dari penjualan minyak kelapa sawit, yaitu sebesar Rp2,12 triliun pada 2016, turun 7,42% dari 2015. Berikutnya berasal dari penjualan inti kenel dengan pendapatan pada 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp265,50 miliar dan Rp248,46 miliar, sisanya berasal dari penjualan tandan buah segar, yaitu Rp157,71 miliar dan Rp129,55 miliar.

Hingga 31 Desember 2016, total aset perusahaan berkode saham BWPT ini tercatat Rp16,25 triliun, atau turun 7,46% dari aset pada 2015, dan total utang perseroan menurun dari Rp10,91 triliun pada 2015 menjadi Rp9,99 triliun pada 2016.

Hingga Selasa (4/4/2017) pukul 09:27 WIB, harga saham BWPT berada di level Rp344, atau turun 10 poin. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru