Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Produksi Cabai Kalteng belum Sanggup Tekan Harga di Pasaran

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 04 April 2017 - 20:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Total luas panen cabai rawit di seluruh daerah di Kalimantan Tengah per akhir Maret 2017 mencapai 424 hektare (ha). Dari luas penen tersebut, menghasilkan produksi sebanyak 429 ton. Meski demikian, belum mampu memenuhi kebutuhan cabai masyarakat Kalteng. Sehingga harganya tetap tinggi dan pemicu inflasi.

"Luas panen cabai kita 424 ha, tersebar di sejumlah kabupaten, dengan kapasitas produksi 429 ton. Itu panen periode di Maret saja. Sebelumnya di Februari juga ada, yaitu196 ton," ungkap Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng, Dewi Erawati kepada Borneonews, Selasa (4/4/2017).

Luas panen tersebut, lanjutnya, hanya dari kebun milik masyarakat, di luar program penanaman yang dilaksanakan pemerintah daerah, baik program pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota.

"Pemantauan di pasar, harga cabai rawit merah dari Rp141 ribu per kg turun menjadi Rp100 ribu per kg, itu di pasar yang kita jadikan acuan. Sedangkan di tingkat petani ada yang hanya Rp68 ribu," sambung Suryadi, Sekretaris Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) Kalteng.

Ia pun terus mengimbau masyarakat supaya mampu memproduksi cabai sendiri. Sehingga untuk kebutuhan sehari-hari tidak harus bergantung dengan pasar. Sebab ketergantungan dengan pasar inilah yang membuat cabai tetap menjadi barang mahal.

Ia pun mengapresiasi warga Kalteng yang sudah mulai sadar dan tergerak untuk menanam cabai di pekarangan rumah. Beberapa penjual cabai dalam polibag pun mulai marak karena permintaan pasar akan bibit cabai kian banyak. (ROZIQIN/B-3)

Berita Terbaru