BORNEONEWS, Sampit ' Hingga kini sejumlah pihak sudah diperiksa oleh Kejaksaan Negeri Kotawaringin Timur (Kotim) atas kasus perkebunan sawit ilegal yang berlokasi di wilayah Kecamatan Seranau. Sementara, sang pemilik, Heri disebut-sebut seorang dokter spesialis.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Borneonews.co.id Heri warga keturunan Cina yang tinggal di Jakarta ternyata berlatar belakang sebagai dokter. Sementara sang manager Purwanto masih belum diketahui secara pasti latar belakangnya.

'Kalau informasinya Heri itu dokter spesialis di Jakarta sana, tapi belum tahu masih kebenarannya,' ujar salah seorang penyidik di Kejaksaan Negeri Kotim, Kamis (6/4/2017).

Dari keterangan camat Seranau, Siti Rahmaniar beberapa waktu lalu menyebutkan, kalau Heri saat ini tinggal di Jakarta, bahkan ia mengaku siap mengurus perizinan perkabunannya itu, akan tetapi pasca lahan sekitar 200 hektar itu menjadi bidikan Kejaksaan informasinya Heri tidak pernah lagi ke Sampit.

Ia diduga sengaja bersembunyi untuk menghindari proses hukum yang kini tengah berjalan, apalagi disebutkan Kasi Intel Kajari Kotim Deddy Rasyid beberapa waktu lalu diduga ada pelanggaran dalam penggarapan lahan itu yakni pelanggaran terhadap UU Kehutanan dan Perkebunan..

Dari keterangan Ketua Tima Audit PBS Kotim, Halikinnor menyebutkan lahan sekitar 200 hektar yang sudah ditanami sawit itu hanya sebagian kecilnya saja dari luasan lahan milik Heri.

Mengingat luasan lahan yang dibeli dari kelompok tani itu rencananya akan digarap lebih besar lagi namun keburu dilaporkan dan saat dicek ternyata tak mengantongi izin, serta diindikasikan menggarap di kawasan hutan produksi dan kawasan gambut. Bupati Kotim sendiri sudah keluarkan surat resmi meminta agar lahan itu dihentikan aktivitasnya. (NACO/B-5)