Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kaimana Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BK Tinggi Turut Picu Penurunan Ekspor Minyak Sawit Indonesia

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 10 April 2017 - 11:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan ekspor minyak sawit nasional termasuk oleochemical dan biodiesel turun 6% pada Februari tahun ini.

"Tingginya bea keluar yang dikenakan pada komoditas itu sebesar US$18 per metrik ton menjadi salah satu penyebab turunnya kinerja ekspor pada periode tersebut. Ekspor minyak sawit termasuk oleochemical dan biodiesel hanya 2,66 juta ton pada Februari tahun ini. Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya sebesar 2,84 juta ton," kata Direktur eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Fadhil menilai, kondisi tersebut membuat para penghasil minyak sawit menahan penjualan. Sebaliknya, para pedagang juga menahan pembelian.

"Di sisi lain, terjadi penurunan di beberapa pasar utama komoditas tersebut di tingkat internasional. Penurunan permintaan minyak sawit Indonesia terjadi di Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, Pakistan dan India," papar dia.

Ekspor ke Negeri Paman Sam mencatatkan penurunan permintaan sebesar 46% atau dari 100.890 ton pada Januari tergerus menjadi 54.850 ton pada Februari. Penurunan juga di beberapa negara Uni Eropa sebesar 43%, kemudian disusul Pakistan 25%, dan India 13%.

"Pelambatan konsumsi masyarakat di India juga berdampak menurunnya permintaan dari negara itu. Isu-isu negatif di Amerika Serikat dan Eropa mempengaruhi permintaan mereka terhadap minyak sawit Indonesia," ujar Fadhil.

Fadhil menambahkan, untuk mengatasi turunnya ekspor ke sejumlah negara, pihaknya akan berupaya mencari pasar baru.

"Pada periode yang sama terjadi kenaikan permintaan di sejumlah negara. Di Timur Tengah, misalnya, terjadi lonjakan permintaan hingga 116% dari 104,09 ton pada Januari 2017 menjadi 224.730 ton," tuturnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru