Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Cilegon Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tuntutan Rektor Universitas Palangka Raya Mundur "Harga Mati"

  • Oleh Budi Yulianto
  • 10 April 2017 - 14:14 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Tuntutan ratusan mahasiswa agar Rektor Universitas Palangka Raya, Ferdinand mundur dari jabatan disebutnya sebagai harga mati.

"Rektor mundur, harga mati," kata Presiden BEM Universitas Palangka Raya, Ali Assegaf di tengah jalannya aksi demo ratusan mahasiswa di depan Rektorat Unpar, Senin (10/4/2017).

Ali menegaskan sangat berbahaya jika tuntutan mereka tidak terpenuhi. "Kalau rektor tidak mundur atau tuntutan tidak terpenuhi, ini sangat berbahaya. Karena aksi disini dinamis. Semua bisa terjadi. Oleh sebab itu, kami meminta rektor mundur," tegasnya.

"Kami tidak bisa percaya lagi dengan rektor ini, meskipun jabatannya mau berakhir," sebutnya. Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Danes Jaya Negara mengaku tidak bisa serta merta memenuhi tuntutan mahasiswa. "Universitas ada mekanismenya," katanya.

Dia menuturkan aspirasi mahasiswa ini sudah untuk kesekian kalinya. Dia juga menyebut sudah dibahas ditingkat fakultas. "Hanya memang karena eskalasi terus memuncak, hari ini adalah momen dimana mereka menginginkan mundur. Tapi kita tekankan dalam status universitas ada mekanismenya," ungkapnya.

Danes menduga ratusan mahasiswa yang menggelar demo bukan semuanya berasal dari Unpar saja. "Dan satu hal barang kali ini tidak murni dari universitas saja. Kita mendengar dari beberapa universitas yang ada di kota, walaupun tidak jelas, karena mereka memang mengenakan baju seragam kuning semuanya," duganya.

"Mahasiswa Unpar ada 18.500 orang. Kalau hari ini hadir, 100 orang mungkinkan itu semua mengatasnamakan mahasiswa atau tidak," tanyanya.

Menurut Danes, tuntutan pendemo masih sama. "Perbaikan sarana prasarana, fasilitas proses belajar mengajar dan perubahan dalam aturan," tutursnya.

Terkait dugaan bukan semuanya mahasiswa Unpar, Ali Assegaf membantah. Dia menegaskan semua adalah mahasiswa Unpar. "Ini adalah mahasiswa Unpar semua yang masih memiliki kesadaran atas penindasan yang dilakukan dan kebijakan-kebijakan yang tidak berkeadilan," tegasnya. (BUDI YULIANTO/B-6)

Berita Terbaru