BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Indonesia dan Malaysia akan mengirimkan misi bersama untuk bertemu para pejabat Uni Eropa (UE) bulan depan guna membahas resolusi Parlemen Eropa terkait produk minyak sawit.

Misi dari dua negara penghasil minyak sawit terbesar dunia itu ke UE adalah untuk melobi para petinggi kawasan mata uang tunggal Eropa itu untuk membatalkan pelaksanaan resolusi dari Parlemen Eropa yang mengusulkan untuk menghentikan pemakaian minyak sawit, demikian pernyataan bersama dari para pejabat Indonesia dan Malaysia di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Resolusi yang disahkan Parlemen Eropa pekan lalu itu mendesak dihentikannya penggunaan minyak nabati berbasis sawit untuk biodiesel pada 2020 karena industri sawit dituding sebagai pemicu deforestasi dan diolah dengan mengabaikan praktik berkelanjutan.

"Kami akan melakukan apapun yang kami bisa demi meyakinkan Parlemen Eropa dan negara-negara Eropa untuk tidak melaksanakan resolusi tersebut," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

"Misi bersama ini terutama akan menyampaikan perspektif dari para penghasil minyak sawit, khususnya kepada Parlemen Eropa, yang mengesahkan resolusi tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya," ujar Darmin.

Menteri Perusahaan, Perladangan dan Komoditi Malaysia Mah Siew Keong, usai bertemu dengan Darmin, mengatakan resolusi Parlemen Eropa itu tidak adil dan dapat mengganggu kehidupan para petani kecil sawit di Malaysia.

Darmin menyebut bahwa minyak sawit merupakan komoditas pangan yang sangat produktif yang membutuhkan lahan tidak terlalu luas dibandingkan dengan tanaman kedelai yang dipakai untuk minyak kedelai. (NEDELYA RAMADHANI/m)