Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sekolah Berbasis Tauhid Ini Paling Beda di Palangka Raya

  • Oleh Budi Yulianto
  • 16 April 2017 - 17:18 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Al Ghazali Modern School bertekad mewujudkan peserta didik berwawasan agama dan umum. Sekolah yang di dalamnya mencakup TK, SD dan SMP di Jalan Rajawali VII Kota Palangka Raya ini paling beda di antara sekolah lain yang ada di Kota Cantik.

Owner Al Ghazali Modern School, Tutut mengatakan sekolah ini berbasis tauhid. Namun bukan berarti meniadakan pelajaran umum. Justru sekolah ini mengombinasikan antara pengetahuan agama dan umum.

'Sekolah ini berbeda dengan sekolah lain. Apa bedanya Kita ada senam otak. Itu wajib diikuti anak-anak. Supaya memori kita tidak down. Umur 60 tahun masih sehat juga tidak struk. Kita berpikir visioner. Jadi kalau berpikir input, proccess, output tetapi kita berpikir proccess, output dan outcome. Nah outcome inilah yang kita pikirkan,' kata Tutut kepada Borneonews.co.id pada peringatan Milad yang ke-4 sekaligus dirangkai jalan sehat, Minggu (16/4/2017).

Dia menuturkan visi dari sekolahnya adalah berbasis tauhid. Hal ini sangat bermanfaat bagi peserta didik nantinya ketika menginjak usia dewasa.

'Karena kalau sudah SMP, SMA tidak bisa ngaji, mereka malu mau belajar. Jadi semua yang ada disini, memiliki spritual. Spiritual religius dan etos kerja. Kalau etos kerja saja tidak cukup,' bebernya.

'Di sini tauhid nomor 1. Tapi jangan lupa, kita tinggal di Indonesia, jadi juga harus berwawasan kebangsaan. Kenapa wawasan kebangsaan, karena memang harus cinta tanah air,' imbuhnya.

Selain itu sekolah ini juga memberikan pendidikan melalui pendekatan e-learning atau pembelajaran melalui internet

'Hanya sekolah ini satu-satunya di Palangka Raya yang menerapkan e-learning. Jaringan internet, kita sudah blok mana yang porno mana yang tidak. Anak-anak main internet juga kita beri tahu. Jadi di sini korelasi antara pelajaran umum dan agama. Dan itu akan bermanfaat sampai dia tua,' jelasnya.

Tidak hanya itu saja, di usia yang masih muda, peserta didik juga dibekali dengan kewirausahaan. Faktanya, di sekolah itu juga terdapat tanaman hidroponik sayur-sayuran.

'Anak-anak dibekali kewirausahaan. Modal Rp2 juta sekarang sudah jadi Rp4 juta. Kaya itu wajib. Orang Islam harus kaya. Jangan sampai minta-minta. Nah kalau berpikir wirausaha, satu orang punya penghasilan Rp2 juta dalam satu bulan misalnya, maka aman deh,' ungkapnya.

Mengenai nama dari sekolah tersebut, Tutut menjelaskan pengambilan nama modern supaya anak-anak dapat berpikir modern. Sedangkan Al Ghazali diambil dari nama ayahnya.

'Itu nama bapak saya. Saya mengabdikan diri supaya nanti ketika saya meninggal, ini milik masyarakat,' tandasnya. (BUDI YULIANTO/B-6)

Berita Terbaru