Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Malang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Program B30, Langkah Alternatif Antisipasi Penolakan UE

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 18 April 2017 - 12:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di tengah munculnya wacana dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk mengevaluasi ekspor minyak ke Eropa, program biodiesel nasional bakal menjadi alternatif mengatasi penurunan ekspor.

Sebelumnya, Menteri Amran mendesak para produsen minyak sawit dalam negeri untuk menghentikan ekspor komoditas andalan ini ke Uni Eropa sebagai aksi balasan atas disahkannya resolusi tentang sawit yang menuding industri sawit di Asia Tenggara sebagai pemicu berbagai masalah, seperti deforestasi, korupsi, pekerja anak, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), penghilangan hak masyarakat adat, dan perusakan lingkungan.

Untuk mengantisipasi penurunan volume ekspor minyak sawit, Indonesia akan menerapkan program biodiesel B-30, yakni memproduksi diesel dengan kandungan sedikitnya 30% bahan campuran berbasis minyak sawit.

Jika program ini diterapkan, industri biodiesel nasional akan membutuhkan 13 juta metrik ton minyak sawit, sehingga dapat menutupi penurunan akibat penghentian ekspor ke Uni Eropa.

Pada 2016, Indonesia adalah pengekspor minyak sawit terbesar ke Eropa, yakni sekitar 5 juta metrik ton dari total impor kawasan tersebut yang mencapai tujuh juta metrik ton.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian tengah melakukan pengkajian terhadap dampak dari resolusi Uni Eropa terhadap pertumbuhan industri hilir kelapa sawit dalam negeri.

"Kami telah melakukan koordinasi dengan kementerian lain dalam menyiapkan dokumen untuk melawan resolusi UE yang menyerang industri sawit di Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, di Jakarta, Selasa (18/4/2017). (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru