Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Karo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ekspor Produk Hilir Sawit Ditargetkan Capai US$44,95 Miliar

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 26 April 2017 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan ekspor produk hilir kelapa sawit ditargetkan mencapai US$44,95 miliar pada 2030, naik 127% dibandingkan 2015 yang sebesar US$19,77 miliar.

"Jumlah tersebut bisa dicapai dengan asumsi harga produk hulu dan bahan baku tetap, sebesar US$750 per ton dan produk hilir US$1.000 per ton," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto, kepada pers di Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Panggah menilai produksi bahan baku harus mencapai 66,5 juta ton, dan terdapat sekitar 200 ragam produk hilir yang bisa diekspor. Sementara itu, konsumsi domestik diperkirakan mencapai 18,24 juta ton, ekspor produk hilir 35,2 juta ton dan ekspor CPO 13,24 juta ton.

"Pada 2030, kami menargetkan 80% ekspor berupa produk hilir, dan 20% berupa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Produk sawit punya keungulan tinggi dan bisa diandalkan sebagai komoditas yang punya daya saing tinggi," papar dia.

Berdasarkan data Kemenperin, hingga Maret 2017, luas lahan kelapa sawit mencapai 11,9 juta hektare (ha), di mana 53% milik swasta, 40% perkebunan rakyat, dan 7% BUMN. Sementara jumlah produksi hingga tahun lalu mencapai 33,5 juta ton.

Indonesia dan Malaysia, lanjut Panggah, merupakan produsen sawit terbesar dunia. Tahun lalu sektor ini berkontribusi 3% terhadap PDB dan menyumbang setoran pajak Rp27,42 triliun, serta PNBP atau dana perkebunan dan bea keluar senilai Rp12,8 triliun.

"Masih banyak yang bisa dikembangkan ke produk yang lebih bernilai tambah. Secara matematis, kebutuhan lemak dunia tidak mungkin dipenuhi dari luar CPO, seperti kanola ataupun kedelai. Tidak akan cukup, jadi biarpun dunia tidak suka, sudah menjadi kebutuhan," ujar Panggah.

Panggah menambahkan, kampanye hitam yang ditudingkan pada produk sawit Indonesia, murni karena persaingan dagang. Adapun beberapa kendala yang menghambat pengembangan industri sawit antara lain resolusi Parlemen Uni Eropa bahwa minyak sawit merupakan penyebab deforestasi dan HAM, sehingga konsumsi biodiesel dari sawit dihentikan pada 2020. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru