Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Yalimo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Produksi Jagung Petani Maliku Sudah Miliki Pasar

  • Oleh James Donny
  • 28 April 2017 - 06:20 WIB

BORNEONEWS, Pulang Pisau- Produksi pertanian jagung di Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sudah memiliki pasar tersendiri. Dengan begitu petani tidak perlu khawatir mengembangkan tanaman jagung tersebut. Kini sudah ada sekitar 200 hektare lahan di wilayah itu yang sudah ditanami Jagung.

"Pihak peetani desa lainnya tidak perlu khawatir mengembangkan tanaman jagung, karena pasarnya sudah ada," kata Camat Maliku, Sukarja kepada Borneonews, Jumat (28/4/2017).

Sebelumnya, Camat Maliku Sukarja mengikuti penanaman Jagung Hibrida secara massal beberapa hari lalu di Desa Garantung. Adanya lahan 200 hektare di Kecamatan Maliku yang sudah ditanami jagung, jelas menunjukkan adanya keseriusan masyarakat untuk bertani, menanam komoditas dengan prospek ekonomi bagus.

Sukarja mengatakan ada kelompok usaha Desa atau Bumdes mengembangkan tanaman jagung tersebut, seperti kelompok Garantung Makmur yang melakukan tanam massal jagung jenis hibrida ini. Pemilihan jagung hibrida kata Camat karena sudah ada pasarnya, yakni pabrik pengolahan tepung di Kalimantan Selatan. 

Pihak pabrik sudah melakukan survei dan melihat potensi jagung di Kecamatan Maliku cukup bagus, sehingga mulai dilakukan kerjasama dengan kelompok tani.

Terkait hal tersebut Kepala Desa Garantung Supardiono mengatakan, kelompok tani di wilayahnya mengupayakan pengembangan jagung tersebut sebagai kegiatan agribisnis.

"Kami juga mengupayakan pengembangan jagung tanpa membakar, dan semaksimal untuk mungkin tidak membakar. Yang kami lakukan di antaranya dengan cara mempercepat menghancurkan rumput dengan bahan pengurai dan ini sudah dipraktekkan kelompok tani di Desa Garantung," kata Kades Supardiono.

Berkaitan dengan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Polsek Maliku memang menggandeng kelompok tani untuk melakukan upaya pengolahan tanah tanpa bakar.

"Kita koordinasi dengan desa dan kelompok tani dan petani cukup antusias melaksanakan upaya ini," kata Kapolsek Maliku Iptu Rachmat Endro saat ditemui di Desa Kanamit Jaya, Kecamatan Maliku, Minggu (26/2/2017).

Salah satu upayanya, dengan pengolahan tanah melalui penghancuran tanaman gulma menggunakan bahan pengurai yang tidak merusak tanah dan langsung menjadikan gulma atau rumput yang mati sebagai pupuk kompos pada areal pertanian.

Supardiono mengatakan kelompok tani melakukan upaya tersebut dalam kegiatan agrbisnis tanaman jangung yang dibina oleh badan usaha milik desa (BUMDes).

Dalam pengolahan tanah, rumput tidak perlu dibakar dan bisa ditraktor langsung menjadi kompos. Menurut Supardiono, percobaan sudah dilakukan juga oleh kelompok tani di Desa Sidodadi dan berhasil. (JAMES DONNY/N).

Berita Terbaru