BORNEONEWS, Nanga Bulik - Guru non sertifikasi di Kabupaten Lamandau terpaksa gigit jari. Tunjangan untuk lima bulan terakhir di tahun 2016 lalu, hingga kini belum juga cair. Kondisi tersebut sontak menjadi keluhan para guru non sertifikasi. Begitu pula dengan pengurus Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) Lamandau yang kerap mendapat pertanyaan dan keluhan dari para guru.

"Belum cairnya tunjangan untuk guru non sertifikasi ini sungguh kami sayangkan, karena tunjangan dengan jumlah yang ada itu sangat diharapkan oleh ratusan guru di Lamandau yang belum sertifikasi," ungkap Ketua PGRI Lamandau, Karnedi, kepada borneonews.co.id, Selasa (2/5/2017).

Karnedi menyebut, kalau dilihat dari segi jumlah, besaran tunjangan untuk guru non sertifikasi sangatlah jauh jika dibanding dengan guru yang mendapat tunjangan sertifikasi. "Kalau besaran tunjangan untuk guru sertifikasi ini kan mencapai sekali gaji (dengan ketentuan memenuhi jam mengajar), sedangkan besaran tunjangan guru non sertifikasi ini hanya sebesar Rp250 ribu per bulannya," kata dia.

Karnedi juga mengaku, selaku Ketua PGRI dirinya kerap menjadi sasaran bertanya para guru yang terus meminta kejelasan perihal tunjangan non sertifikasi itu. Namun, pihaknya hanya bisa meminta agar para guru senantiasa bersabar dan terus mencari informasi kepada dinas terkait.

Saat ini, PGRI masih terus berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lamandau untuk mencari tahu kejelasan tunjangan guru non sertifikasi selama lima bulan di tahun 2016 lalu yang hingga kini belum cair itu.(HENDI NURFALAH/B-2)