BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Saat ini perubahan besar tengah dilakukan Federal Land Development Authority (Felda) dan bisnis perkebunannya, Felda Global Ventures Holdings Bhd (FGV), sehingga memungkinkan munculnya pemegang saham baru di FGV.

Felda disebut-sebut tengah mengupayakan untuk menarik kembali lahan perkebunan yang saat ini disewakan dan dikelola oleh FGV. Langkah itu dilakukan karena mereka melihat bahwa dengan mengelola sendiri lahan-lahan tersebut akan menghasilkan pendapatan lebih tinggi.

Pada saat yang sama, FGV juga sepertinya akan mencari pemegang saham baru. Menurut sejumlah sumber, pemegang saham baru itu adalah perusahaan investasi yang dipimpin Martua Sitorus, yang notabene adalah salah satu pendiri Wilmar International Ltd.

'Mitra strategis itu bisa saja mengakuisisi saham atau menyuntikkan modal ke FGV atau keduanya," kata seorang sumber yang menolak diungkap identitasnya, seperti dilansir The Star.

Belum lama ini, Ketua Felda, Tan Sri Shahrir Abdul Samad, menegaskan bahwa pihaknya perlu mendongkrak basis pendapatan, yang membutuhkan dana sekitar RM2 miliar hingga RM3 miliar untuk menerapkan berbagai program bagi petani sawit.

Shahrir juga mengatakan pihaknya tidak begitu senang dengan pemasukan dari pengelolaan lahan oleh FGV.

Sekitar 335.000 hektare lahan dari total landbank milik Felda yang seluas 850.000 ha, saat ini dikelola FGV berdasarkan perjanjian sewa lahan yang diteken pada 2012.

Jika lahan tersebut kembali ke Felda, maka perjanjian sewa tersebut akan otomatis berakhir. (NEDELYA RAMADHANI/m)