Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Binjai   Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sungai Arut Terancam Tercemar Sianida

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 03 Mei 2017 - 16:42 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut, terancam tercemar oleh penggunaan bahan kimia berbahaya. Saat ini para penambang ilegal di Sungai Mentagar, Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggunakan Sianida sebagai media untuk mengikat emas.

Menurut sumber Borneonews yang merupakan pelaku penambangan di Hulu Sungai Arut, aktivitas penambangan emas yang menggunakan Sianida dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Mereka bekerja pada malam hari dan melibatkan alat berat eksavator.

Bucket dari alat berat inilah yang mengeruk tanah yang mengandung emas hingga ke dasar (granit), kemudian tanah tersebut di masukan dalam bak yang dilapisi terpal berukuran 4x4 meter, kemudian Sianida dicampurkan dengan tanah kerukan dalam bak tersebut. Proses selanjutnya, tanah dalam bak yang sudah tercampur Sianida tersebut di semprot menggunakan mesin robin yang sekaligus berfungsi sebagai pengaduk yang memisahkan emas dengan tanah.

Limbah dari tanah yang larut akibat semprotan air yang tercampur Sianida itu langsung mengalir ke Sungai Arut dan dapat mengancam kelangsungan hidup sumberdaya perikanan serta biota yang hidup di Sungai. "Mereka ini kerja pada malam hari, satu kelompok bisa sampai tiga orang di luar operator alat berat, dalam bak berukuran 4x4 itulah mereka mengikat emas menggunakan Sianida, sementara larutan limbahnya langsung dibuang ke sungai," beber Sumber itu sebut saja Bahri, kepada Borneonews, Rabu (3/5/2017).

Ia mengungkapkan bahwa para penambang itu mendapatkan Sianida dari salah seorang warga Desa Pangkut, yang lokasinya tidak jauh dari Mapolsek Pangkut. Informasi yang diperoleh Borneonews, Sianida ini dijual dalam kemasan jeriken dengan harganya mencapai Rp15 juta.

Borneonews kemudian menelusuri kebenaran terkait dengan jual beli Sianida secara bebas itu. Borneonews menghubungi penjual sianida itu melalui sambungan telepon dan menanyakan apakah stok Sianida masih tersedia. Namun, sayangnya penjual Sianida warga Pangkut itu terkesan tertutup, perempuan itu hanya menjawab bahwa saat ini barang tersebut sedang kosong. (KOKO SULISTYO/B-8)

Berita Terbaru