BORNEONEWS, Sampit - Sebelum menghilang, Jumiati korban perahu kelotok yang karam di Sungai Mentaya sekitar Desa Pelangsian, Kecamatan mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur sempat mengapung dengan alat bantu berupa tabung gas LPG 3 Kg.

"Korban sempat mengapung menggunakan tabung gas yang kami bawa, namun setelah itu langsung tidak ada lagi," ujar Hermansyah yang merupakan korban selamat, Sabtu (6/5/2017).

Namun karena sudah terlalu lama berada di air, sang Jumiati pun tiba-tiba tidak terlihat dan warga sekitar yang menyelamatkan korban hanya mendapatkan tabung gas yang digunakan korban.

Yang mana berada di sekitar tongkang yang berada 200 meter dari tempat tenggelamnya kelotok tersebut. Sedangkan untuk tas milik korban yang berisi perhiasan dan uang juga ditemukan di belakang tongkang.

Sementara itu Hermansyah tidak bisa bercerita banyak tentang kejadian yang membuat istri tercintanya ini hilang, karena dia masih dalam keadaan shok.

Bahkan aparat kepolisian langsung membawa korban selamat ke Rumah Sakit Umum Daerah Murjani (RSUD) Dr Murjani Sampit. Sementara untuk yang masih dalam pencarian adalah istri korba.

Saat ini masih dalam pencarian oleh petugas Ditpol Air Polda Kalteng bersama Polsek Ketapang, Polres Kotim, dan puluhan warga. Tenggelamnya kelotok ini bermula saat korban bersama sang istri datang dari Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Saat itu mereka menggunakan kelotok kecil dengan membawa beras dan ratusan kelapa. Sesampainya di tempat kejadian, dengan bersamaan ada sebuah taksi kelotok dari Katingan yang melitas dengan kecepatan tinggi.

Sehingga ombak dari kelotok membuat perahu yang digunakan korban oleng hingga tenggelam. Namun saat itu sang suami berhasil selamat walau mengapung selama satu jam, sedangkan istrinya menghilang dan tidak sempat diselamatkan. (MUHAMMAD HAMIM/B-6)