Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kawasan Industri SBI, Angin Segar Dunia Bisnis

  • Oleh Nazir Amin
  • 20 Mei 2017 - 11:12 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pembangunan Kawasan IndustriBisnis Surya Borneo Industri (SBI), di Sungai Tempenek, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mendapat apresiasi dari Hamdhani. Anggota DPR RI daerah pemilihan Kalteng ini menilai, proyek downstream milik Haji Abdul Rasyid AS itu, angin 

segar bagi dunia bisnis di Tanah Air. Industri sawit dari hulu ke hilir hadir di Kobar.

"Ya, ini jelas angin segar bagi perekonomian kita. Imbasnya tidak saja bagi perekonomian daerah, tetapi juga nasional. Hilirisasi industri Pak Rasyid ini sejalan dengan anjuran pemerintah, agar kita tak lagi menjual barang mentah, harus bisa mengekspor barang industri bernilai jual tinggi," kata Hamdhani, anggota Komisi IV DPR RI, kepada Borneonews, di Pangkalan Bun, Sabtu (20/5/2017).

Kelak, jika Kawasan Industri SBI itu beroperasi, menurut Hamdhani dampaknya pasti sangat luas bagi perekonomian kita. Ketua DPP Partai NasDem bidang Otonomi Daerah itu, menguraikan, pendapatan asli daerah (PAD) akan meningkat, pajak untuk negara antara lain dari PPh, dan PPN, juga bertambah, wajib pajak perseorangan, dan perusahaan akan bertumbuh berlipat-lipat.

"Pemasukan daerah jelas naik, dan pundi-pundi negara juga makin besar," kata alumnus SMA Negeri 1 Pangkalan Bun itu.

Yang tidak kalah pentingnya, angka pengangguran bakal berkurang banyak. Setidaknya, Kawasan Industri di bawah Citra Borneo Indah (CBI) Group milik Haji Abdul Rasyid itu, bakal menampung belasan ribu tenaga kerja. Itu belum termasuk dampak ikutan yang ditimbulkannya bagi berkembangnya perekonomian daerah.

Satu hal lagi, perekonomian daerah bakal makin bergairah dengan beroperasinya komplek industri yang menghasilkan barang-barang ekspor ke berbagai negara itu. Bayangkan besarnya multiplier effect perekonomian, atau dampak ikutan yang ditimbulkan dari adanya megaproyek berbiaya hampir Rp7 triliun tersebut.

"Bakal muncul berbagai usaha kecil, akan ada UMKM dengan beragam usaha yang mengikutinya jika proyek raksasa itu berjalan, dan terus bertumbuh," kata Hamdhani.

Megaproyek 7 triliun

Seperti diketahui, jaringan bisnis Haji Abdul Rasyid AS sedang ngebut menyelesaikan megaproyek Kawasan Industri Surya Borneo Industri (SBI) berbiaya hampir Rp7 triliun. Di atas areal seluas 100 hektare, di Tempenek, Kumai, pemilik konglomerasi Citra Borneo Indah (CBI) Group, dan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk itu, membangun industri hilir sawit. Kelak CBI Group menjadi pemain industri sawit dari hulu ke hilir.

"CBI Group akan jadi pengekspor produk jadi berbagai turunan minyak kelapa sawit. Bukan lagi penyuplai Crude Palm Oil (CPO). Nilai proyek besar ini, kalau dirupiahkan kira-kira Rp7 triliun," kata Head of Downstream Project CBI Group, Rudy Ferdinand Bokslag kepada Borneonews saat bersamanya mengelilingi lokasi pembangunan industri raksasa itu, di Tempenek, Jumat (12/5/2017) sore.

Biaya sebesar itu, untuk membangun kawasan industri berbahan baku Crude Palm Oil atau minyak kelapa sawit, yang akan melahirkan berbagai produk turunan CPO. Nantinya, CBI Group masuk industri hilir, seperti sedang digalakkan pemerintah. Itu berarti pengusaha asal Kalteng Haji Abdul Rasyid akan menggenapkan usahanya dengan mengelola industri sawit dari hulu sampai ke hilir.

Dalam Kawasan Industri CBI Group di Tempenek, yang digarap sejak 2014 itu, sedikitnya ada empat perusahaan: PT Surya Borneo Industri (SBI), sebagai pemilik areal industri.

Lalu, PT Citra Borneo Utama (CBU), yang memproduksi minyak goreng (olein) dan stearin. Rudy menyebutkan, akhir tahun ini, minyak goreng kemasan CBI Group sudah diproduksi, dan memasuki tahapan komersial awal 2018.

Berikutnya, PT Citra Borneo Energy (CBE), yang akan melahirkan produk Biodiesel dan Glycerin. Terakhir, PT Citra Borneo Chemical (CBC), yang menghasilkan fetty acids, fatty alcohol dan produk oleo chemical lainnya. Semua itu akan membuat CBI Group memproduksi tidak saja minyak goreng, tetapi juga biodiesel untuk kebutuhan energi, sampai bahan baku plastik, sabun, kosmetik, obat-obatan, dan sebagainya.

Bagusnya, sebagai pemain lama bisnis dan industri sawit, dengan kepemilikan kawasan perkebunan kelapa sawit, dan pabrik CPO, Kawasan Industri SBI, tidak bakal kerepotan dengan bahan baku. Seluruh kebutuhan minyak kelapa sawit, untuk operasional Kawasan Industri di Tempenek itu, bisa dipenuhi dari jaringan CBI Group dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, milik pengusaha asal Kalteng H. Abdul Rasyid AS.

"Kawasan Industri SBI setiap hari akan mengolah 2.500 ton CPO, yang bisa dipenuhi oleh group sendiri. Jadi, hilirasi industri sawit ini bisa berjalan mulus, karena pasokan bahan baku, CPO, tersedia," kata Direktur Komersial PT Surya Borneo Industri, Ramzi Sastra. (NAZIR AMIN/B-2). 

Berita Terbaru