Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Asahan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ekspor Minyak Sawit Indonesia Bakal Tembus US$4,2 Miliar, Asalkan...

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 26 Mei 2017 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Indonesia bisa menikmati tambahan ekspor minyak sawit nasional senilai US$4,2 miliar per tahun mulai 15 tahun mendatang, asalkan program peremajaan tanaman (replanting) kebun sawit petani swadaya sukses dilakukan.

"Tahun ini, pemerintah menargetkan replanting bagi 20.000 hektare (ha) kebun petani dengan alokasi dana Rp25 juta per ha yang bersumber dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP Sawit)," kata Direktur Utama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART), Daud Dharsono, di Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Daud memperkirakan, ekspor minyak sawit Indonesia berpotensi melonjak hingga US$4,2 miliar dalam kurun waktu 15 tahun dari saat ini.

"Tambahan devisa tersebut hanya disumbang dari produksi minyak sawit oleh kebun petani swadaya. Karena itu, sudah saatnya pemerintah berani menggelontorkan dana secara maksimal guna merealisasikan program replanting perkebunan kelapa sawit petani swadaya," papar dia.

Berdasarkan data BPDP Sawit, pada tahun lalu, ekspor minyak sawit mentah (CPO), palm kernel oil (PKO), dan turunannya mencapai 25,7 juta ton atau setara US$17,8 miliar (Rp 240 triliun).

Hingga akhir 2017, ekspor minyak sawit dan turunannya diprediksi US$17,9 miliar hingga US$20,6 miliar, dengan asumsi ekspor mencapai 27,5 juta ton dan 25% di antaranya berupa produk mentah atau CPO, PKO.

"Dalam perhitungan kami, luas lahan petani swadaya yang harus diremajakan mencapai 3 juta ha, yang saat ini terbagi dalam berbagai kelompok umur. Apabila diremajakan 200.000 ha per tahun, maka butuh waktu 15 tahun," ujar Daud.

Dalam 15 tahun, lanjut Daud, yield nasional untuk kebun sawit akan meningkat, yakni dari saat ini 3,8 ton CPO per ha menjadi 5,8 ton CPO per ha.

"Apabila dikali dengan harga CPO sebesar US$700 per ton, hasilnya sudah US$ 4,2 miliar," tuturnya.

Daud menambahkan, pemerintah bisa memanfaatkan berbagai skim pembiayaan untuk merealiasikan program replanting tersebut, misalnya skim kredit usaha rakyat (KUR) untuk tanaman kelapa sawit atau KUR tanaman keras.

"Bagi ukuran pemerintah, dana yang dibutuhkan tidak banyak. Katakanlah butuh Rp50 juta per ha selama empat tahun atau 48 bulan, artinya sampai tanaman dewasa," pungkasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru