Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Mojokerto Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Bargain Hunting Bisa Kerek CPO ke Rp8.740 ' 9.230 Per Kg

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 31 Mei 2017 - 12:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Beberapa pekan terakhir merupakan periode suram bagi minyak nabati, tak terkecuali minyak sawit. Namun kondisi ini memberikan peluang pembalikan arah bagi minyak sawit mentah (CPO)

Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia bahkan telah menyentuh level terendah satu bulan, sementara kompetitornya, minyak kedelai, di Bursa Komoditas Chicago AS lebih terpuruk ke level terendah 14 bulan.

"Penurunan tajam harga minyak kedelai menjadi salah satu faktor yang menyeret turun harga CPO. Penguatan ringgit juga memberikan sentimen negatif bagi minyak sawit," kata analis PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra dalam risetnya di Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Rendahnya harga-harga komoditas tersebut, menurut Putu, kemungkinan memicu aksi bargain hunting yang membuka peluang kenaikan harga CPO.

"Apalagi di bulan Ramadan, secara tradisional permintaan CPO akan mengalami peningkatan," imbuhnya.

Di sisi lain, kurs ringgit kemungkinan akan melemah melihat tingginya probabilitas kenaikan suku bunga di AS bulan Juni. Berdasarkan FedWatch milik CME Group, pasar melihat probabilitas kenaikan suku bunga di AS mendekati 90%, yang dapat menguatkan kurs dollar.

Pada pukul 11:27 WIB, CPO di Bursa Derivatif Malaysia diperdagangkan di kisaran 2.508 ringgit per ton, dengan rentang perdagangan potensial 2.470 ' 2.535. Sementara di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, kemungkinan diperdagangkan di kisaran 8.740 ' 9.230 rupiah per kilogram. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru