Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kaur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sawit Bikin Performa PT Tunas Baru Lampung Makin 'Manis'

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 02 Juni 2017 - 13:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pengoperasian pabrik gula yang terintegrasi akan menjadi pemanis pertumbuhan kinerja keuangan bagi PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) sampai dengan akhir tahun.

Pabrik yang baru dioperasikan tersebut bakal mendongkrak sumbangan bisnis gula terhadap operasional dan keuangan perseroan. Kehadiran pabrik baru tersebut akan mendorong target pertumbuhan pendapatan perseroan dari Rp7,58 triliun menjadi Rp7,83 triliun tahun ini, laba bersih juga direvisi naik dari Rp896 miliar menjadi Rp953 miliar.

Pertumbuhan kinerja keuangan juga diharapkan datang dari membaiknya harga jual minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tahun ini.

Tunas Baru sebelumnya melalui anak usahanya, PT Adi Karya Gemilang, telah membangun pabrik gula kristal putih berkapasitas 8.000 tebu per hari atau tonnes of cane per day (TCD) dengan investasi Rp1,3 triliun. Pabrik tersebut akan memanfaatkan bahan baku tebu dari produksi kebun sendiri.

Sedangkan analis Maybank Kim Eng Securities, Isnaputra Iskandar, mengatakan perseroan sebelumnya telah memulai pengoperasian pabrik penggilingan tebu berkapasitas 8.000 TCD sejak akhir kuartal I tahun ini. Tahap awal, pabrik berhasil memproduksi sebanyak 2.500 TCD atau sesuai harapan.

"Pabrik ini juga diharapkan secara berangsur-angsur mampu menaikkan produksi menjadi 8.000 TCD dalam beberapa bulan mendatang. Kehadiran pabrik baru tersebut akan membawa dampak positif terhadap tingkat ekstraksi tebu dan gula perseroan," papar Iskandar dalam risetnya yang diperoleh di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Menurut Iskandar, ekstraksi tebu perseroan berpeluang meningkat menjadi 9% hingga akhir tahun, dibandingkan dengan posisi sebelumnya hanya 7,88%. Perseroan juga sudah bekerja sama dengan lima produsen tebu swasta untuk menaikkan kapasitas produksi perseroan ke depan.

"Perseroan berencana untuk membeli tebu dari pihak ketiga untuk menaikkan kapasitas produksi pabrik perseroan dalam jangka panjang. Hal ini akan membawa dampak positif terhadap tingkat utilisasi pabrik baru perseroan," ujarnya.

Selain berdampak terhadap pertumbuhan kapasitas produksi gula dan ekstraksi tebu, lanjut Iskandar, pembangunan pabrik baru tersebut menjadikan Tunas Baru menjadi perusahaan terintegrasi dalam bisnis gula. Perseroan memiliki lahan perkebunan tebu dengan target sebanyak 15.000 hektare tahun ini, memiliki pabrik penggilingan dan pabrik pemurnian tebu, perseroan juga memiliki fasilitas pergudangan hingga dermaga.

"Perseroan memiliki pabrik gula pasir yang berdekatan dengan pergudangan penyimpanan gula impor dan kemasan di Way Lunik," tutur Iskandar.

Pabrik pemurnian tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 600 ton gula per hari atau setara dengan 220.000 ton per tahun.

"Integrasi ini memberikan posisi tawar bagi perseroan dalam bisnis gula di Indonesia. Hal ini juga memperkuat kepastian perseroan untuk mendapatkan kuota impor gula rafinasi ke depan," pungkasnya.

Hingga kuartal I tahun ini, perseroan telah merealisasikan peningkatan penjualan gula sebesar 345,7% dari 14,32 ribu ton menjadi 62,53 ribu ton. Angka tersebut setara dengan 28% dari target volume produksi gula perseroan tahun ini.

Selain faktor tersebut, perseroan mendapatkan dukungan positif dari bisnis kelapa sawit, seiring pertumbuhan harga jual minyak sawit di pasar global dan berjalannya hilirisasi perseroan. Peningkatan harga tersebut telah mendukung kenaikan penjualan CPO perseroan sekitar 80% pada kuartal I tahun ini.

Berbagai faktor tersebut mendorong Maybank Kim Eng Securities untuk mempertahankan rekomendasi beli saham TBLA dengan target harga Rp1.900. Target harga tersebut juga merepresentasikan lonjakan kinerja keuangan perseroan tahun ini. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru