Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sorong Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Stok Minyak Sawit Nasional Turun Akibat Meningkatnya Ekspor

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 05 Juni 2017 - 11:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan peningkatan ekspor minyak sawit mentah CPO dan turunannya selama kuartal pertama 2017 telah menggerus stok sawit nasional.

Selama periode tiga bulan pertama tahun ini, ekspor CPO dan turunannya mencapai 10,7 juta ton, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 8,7 juta ton.

Sekjen GAPKI Togar Sitanggang di Jakarta, pekan lalu, mengatakan peningkatan ekspor minyak sawit itu dipacu oleh permintaan pasar global yang tinggi. Permintaan global ternyata tak terpengaruh oleh maraknya kampanye negatif terhadap sawit, terutama di kawasan Uni Eropa.

Dengan meningkatnya kinerja ekspor di tengah belum pulihnya produksi minyak sawit nasional, kata Togar, membuat cadangan minyak sawit Indonesia terkikis menjadi hanya 888 ribu ton.

Khusus pada April 2017, menurut Togar, ekspor minyak sawit Indonesia meningkat enam persen dibandingkan Maret yang hanya 2,53 juta ton, menjadi 2,68 juta ton.

Bahkan pada periode itu, permintaan minyak sawit berupa CPO dan turunannya dari negara-negara Uni Eropa masih mencatatkan kenaikan sebesar delapan persen dibandingkan Maret, yakni dari 446,92 ribu ton menjadi 482,95 ribu ton.

Hal itu menjadi bukti bahwa kampanye negatif terhadap sawit tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaaan terhadap minyak nabati berbasis sawit.

"Kenaikan ekspor ke Eropa masih yang tertinggi, diikuti oleh India sebesar 56 persen dari 430,03 ribu ton pada Maret menjadi 672,14 ribu ton pada April," katanya.

Berbeda halnya dengan Tiongkok yang justru mengalami penurunan permintaan minyak sawit pada April 2017, yang mencapai 38 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yakni dari 322,14 ribu ton pada Maret menjadi 201,12 ribu ton.

Perayaan Ramadhan juga ikut mendongkrak permintaan minyak sawit dari negara-negara berpenduduk mayoritas Islam, contohnya Bangladesh yang mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawit sebesar 116 persen pada April, yakni menjadi 124,95 ribu ton dari Maret yang hanya 57,80 ribu ton, begitu juga dengan Pakistan yang naik 18 persen dari 175,26 ribu ton menjadi 207,21 ribu ton. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru