Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Nias Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dirut PT SSMS Tbk Ajak Karyawan Lestarikan Lingkungan

  • Oleh Nazir Amin
  • 05 Juni 2017 - 11:12 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Vallauthan Subraminam mengajak semua pihak untuk tak lelah melestarikan lingkungan. Karena itu, semua karyawan harus mengubah mindset, agar menjadi pribadi yang mencintai lingkungan, demi masa depan lebih baik, sejalan dengan bisnis yang sustainable.

"Melestarikan lingkungan sudah menjadi komitmen perusahaan, sejalan dengan keinginan owner, Haji Abdul Rasyid AS, untuk menuju perusahaan yang berkelanjutan," kata Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Vallauthan Subraminam saat bertindak sebagai Pembina Upacara karyawan Citra Borneo Indah (CBI) Group, di kantor pusat, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (5/6/2017).

Secara sederhana bisa disebutkan, bisnis berkelanjutan adalah kemampuan perusahaan mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham, dengan mengintegrasikan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam strategi bisnis.

Kata kuncinya, menurut Vallauthan Subraminam, keterlibatan karyawan dalam organisasi lebih diperkuat untuk menjalankan manajemen berkelanjutan. Karyawan harus bisa mengartikulasikan visi perusahaan, menumbuhkan ekonomi, memberikan kontribusi terhadap nilai-nilai sosial, dan mendorong pengelolaan lingkungan bersama-sama.

Dengan semangat seperti itu, Vallauthan Subraminam mengajak semua pihak agar mencintai lingkungan, menanamkan kepeduliaan pada pentingnya ekosistem yang lestari. Pria yang karib disapa Pak Valla itu mengingatkan, semua karyawan harus mengubah mindset, dan bangkit dengan pola pikir baru, cinta lingkungan untuk keberlangsungan, tidak saja perusahaan, tetapi alam dengan segala isinya, demi generasi mendatang.

Itu bisa dimulai dengan mematikan listrik, lampu penerangan, AC yang sudah tidak digunakan saat jam kantor usai. Pak Valla juga menyentil, pemakaian kertas di lingkungan kantor, yang sejak lama akrab dengan kehidupan digital, ada saluran internet. Setiap pemakaian kertas, kata Lulusan Institut Supervisiory Management, dari Inggris itu, tidak terhitung banyaknya pohon tumbang untuk pembuatan pulp and paper.

Komitmen perusahaan

Dari atas panggung upacara, Vallauthan Subraminam mengingatkan, komitmen Haji Abdul Rasyid AS, pemilik CBI Group, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, dalam pengelolaan lingkungan. Bekas Direktur Operasional PT SSMS Tbk itu, menyebutkan, syarat menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan tersebut sudah menjadi kewajiban, demi keberlanjutan perusahaan perkebunan dan industri sawit ini.

"Pak Rasyid sudah mengingatkan komitmennya untuk melestarikan lingkungan, tidak ada pilihan lain, harus dijalankan," tegas Pak Valla.

Sebelumnya, kepada Borneonews yang mewawancarainya, di Sulung Ranch CBI Group, di Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Selasa (9/5/2017), Vallauthan, menceritakan, keseriusan pihaknya dalam pelestarian lingkungan. Menurut dia, semua itu, sejalan dengan visi dan misi Haji Abdul Rasyid AS, pemilik perusahaan yang dipimpinnya sejak 2016 itu.

Pak Valla menyebutkan, upaya memelihara lingkungan itu, bukan semata menjalankan kewajiban perusahaan berkelanjutan atau sustainable business. Tetapi, kata profesional yang hampir 40 tahun menggeluti industri sawit itu, menjaga lingkungan tetap lestari, memang sudah menjadi garis tegas yang ditarik oleh owner CBI Group, H Abdul Rasyid.

Vallauthan Subraminam bersaksi, Haji Abdul Rasyid tak mau manajemen gurita bisnisnya menjalankan roda perusahaan, hanya demi memperoleh keuntungan semata. Perusahaan juga harus menjaga lingkungan, kata mantan Executive Director di PT Domba Mas Group itu, untuk memenuhi kebutuhan masa depan generasi penerus.

Keuntungan konservasi

Saat mengikuti pelepasliaran orangutan di Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Minggu (28/5/2017), Haji Abdul Rasyid mengatakan, ada banyak keuntungan konservasi. Salah satunya, terjaminnya sumber pendapatan berkelanjutan. Saat itu, pemilik CBI Group dan PT SSMS Tbk ini, ikut melepaskan satu dari 12 orangutan yang ada, untuk menyesuaikan diri ke alam.

"Konservasi Pulau Salat, dampaknya sangat luar biasa untuk masyarakat. Salah satunya menjadi tujuan ekowisata," katanya seusai melepas liar satu orangutan di Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Minggu (28/5/2017).

Pulau Salat, wilayah pra rilis orangutan atas kerja sama dari berbagai pihak, dengan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Antara lain, Pemprov Kalteng, Pemkab Pulang Pisau, BKSDA Kalteng, masyarakat, Yayasan BOS. Lalu, para mitra global, seperti John Cochrane dari Australia, Constance Travis Charitable Trust, BOS Australia, BOS Jerman, BOS Swiss, dan World Animal Protection (WAP) yang juga telah membantu mendanai inisiatif sangat penting itu.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk bekerjasama dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) mengembangkan lahan konservasi di Pulau Salat. Kawasan yang dibeli dengan dana perusahaan itu, dijadikan lokasi prapelepasliaran orangutan. Kawasan konservasi pengelolaan lahan berhutan di Pulau Salat antara Yayasan BOS dan PT. SSMS Tbk itu, seluas 2.100 hektare. Yayasan BOS mengusahakan 655 hektare dan PT SSMS Tbk, seluas 1.434 hektare.

Haji Abdul Rasyid mengatakan, keberadaan ekowisata bisa menciptakan sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar. Salah satunya dari penyediaan alat transportasi menuju lokasi berbasis budaya lokal. H Abdul Rasyid mencontohkan, pengelolaan Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, yang menghidupkan perekonomian masyarakat. "Ekonomi berkembang, hutan terjaga, satwa terjaga, dan masyarakat memiliki penghasilan." (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru