Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Pekalongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Indonesia Pertahankan Predikat Produsen Sawit Terbesar Dunia

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Juni 2017 - 10:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan Indonesia masih menjadi produsen minyak sawit nomor satu dunia dengan produksi pada tahun lalu mencapai 34,5 juta ton.

"Produksi tersebut terdiri dari crude palm oil (CPO) sebesar 31,5 juta ton dan produksi palm kernel oil (PKO) sebesar 3 juta ton," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, di Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Sampai tahun lalu, menurut Fadhil, produsen terbesar sawit Indonesia masih dikuasai pihak swasta.

"Ambil contoh, produksi minyak sawit oleh Cargil International Corp. dan lainnya. Namun perusahaan-perusahaan itu tidak hanya memiliki kebun sawit di Indonesia, tapi juga di negara lain," papar dia.

Sementara di Indonesia, lanjut Fadhil, terdapat juga pemain-pemain besar yang terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan besar tersebut.

"Sebagian besar perkebunan kelapa sawit yang tercatat di Singapura dan Malaysia berada di Indonesia," ujar Fadhil.

Untuk 2017, produksi dan panen sawit Indonesia diperkirakan akan membaik, dibandingkan dengan musim panen tahun lalu yang mencapai 34 juta ton, atau 54 persen dari pasokan global, demikian data dari Departemen Pertanian AS yang dirilis awal pekan ini.

Sejumlah proyeksi untuk industri sawit mematok produksi CPO di kisaran 33 juta hingga 35 juta ton seiring dengan peningkatan produksi pada semester kedua, atau meningkat sekitar 10 persen dibandingkan raihan tahun lalu.

Data yang direvisi dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan produksi CPO pada 2016 tumbuh 10 persen menjadi 32,5 juta ton, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya yang sebesar 30 juta hingga 32 juta ton.

Sementara itu, penjualan ekspor Indonesia tahun lalu dari CPO tumbuh 8 persen menjadi US$17,8 miliar, meski terjadi penurunan dalam volume sebesar 2 persen menjadi 25,7 juta ton. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru