Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Muna Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Apresiasi untuk Satgas Pangan Polda Kalteng

  • Oleh Nazir Amin
  • 10 Juni 2017 - 14:42 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Satgas Pangan Polda Kalimantan Tengah patut diapresiasi. Setidaknya, sampai pertengahan bulan Ramadan 1438 Hijriyah, Sabtu (10/6/2017), harga bahan kebutuhan pokok relatif stabil, dan ketersediaan di pasar aman, berkat distribusinya lancar. Tentu ini juga ada peran pemerintah daerah, dan pihak Bulog, yang lebih cepat tanggap.

Anggota Komisi IV DPR RI asal Kalimantan Tengah, Hamdhani mengemukakan hal itu, dalam rilis yang disampaikan Sabtu (10/6/2017). Ketua DPP Partai NasDem bidang Otonomi Daerah itu, menilai pemerintah serius mengawasi dan menegakkan hukum terhadap aksi penyelundupan dan penimbunan bahan kebutuhan pokok.

Seperti kita tahu, menjelang, atau memasuki hari-hari besar, terutama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, barang-barang kebutuhan pokok mengalami lonjakan harga. Biasanya, dimulai dengan terjadinya kelangkaan di lapangan, akibat ulah spekulan, atau mafia pangan. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi buruk ini, yakni dengan membentuk satgas mafia pangan.

'Nah, kartel jangan coba bermain-main, karena sudah ada satgas pangan. Ada sanksi hukum berat bagi yang menumpuk, menimbun dan melakukan penahanan barang agar harga barang tinggi,' kata Hamdhani saat memantau harga daging di Pasar Kahayan Palangka Raya, Jumat (9/6/2017).

Salah satu upaya pemerintah mengatasi tingginya harga bahan pokok, di antaranya daging, yaitu menggelontorkan daging beku ke seluruh provinsi. Seperti di Kalteng, sebanyak 6 ton daging beku sudah diterima sejak awal pekan lalu.

Langkah ini cukup efektif, Masyarakat khususnya pelaku usaha kecil, mikro dan menengah tidak terbebani dengan tingginya harga daging di pasaran, yang mencapai Rp 125 ribu. Harga jual sapi dari pemerintah hanya Rp80 ribu. Hamdhani mengemukakan, membanjiri pasar dengan daging murah ini, sudah dilakukan sejak 2016. Tetapi, karena terkendala fasilitas dan distribusi di beberapa kabupaten belum memadai, baru tahun ini terlaksana dengan baik.

Direktur Kriminal Khusus Polda Kalteng, AKPB Supriyadi, mengutip anggota Satgas Pangan Polda Kalteng, mengakui, memang ada distributor yang melakukan stok lebih dulu sampai menjelang Idul Fitri. Tetapi, itu dinilai bukan tindakan penimbunan barang. Langkah itu diambil, mengantisipasi kendala mendatangkan barang dalam H-14 sebelum lebaran dan karena pengiriman padat. Karena itu, tim menilai indikasi penimbunan barang belum ada.

Nihilnya aksi penimbunan sembako, boleh jadi karena keaktifan tim. Sejak terbentuk 8 Mei 2017, setiap hari Satgas Pangan Polda Kalteng memantau harga pangan di seluruh daerah. Jika terjadi kenaikan yang dinilai di luar kewajaran segera ditelisik apa penyebabnya.

Harga normal

Dari Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, masuk laporan harga daging normal. Setidaknya, itu hasil inspeksi mendadak (sidak) Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah, pada tiga pasar, Sabtu (10/6/2017). Pasar Tembaga Emas, Kelurahan Kampung Baru, Pasar Palagan Sari, dan Pasar Indrasari. Wabup mengecek harga penjualan daging sapi, sekaligus memantau dan menindak adanya pemalsuan. Juga pemotongan ternak secara ilegal di luar fasilitas Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan pengecekan harga Bahan Pangan termasuk, daging sapi.

Sidak dimulai usai salat Subuh, Sabtu (10/6/2016), Wabup Ahmadi Riansyah, didampingi Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Rosihan Pribadi, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Jahotler Lumban Gaol.

Rohan Pribadi menyoroti maraknya praktik penyimpangan dan pemalsuan daging serta pemotongan hewan ternak secara ilegal di luar fasilitas RPH oleh para pedagang.

Saat di lokasi pasar beberapa pedagang masih memasang sepanduk harga daging Rp135 ribu per kilogram, Ahmadi Riansyah menyuruh petugas Satpol PP melepasnya. Pasalnya, yang mereka pasang adalah harga daging sapi tahun 2016.

"Sidak ini untuk memastikan para penjual memotong sapinya di Rumah Pemotongan Hewan, agar daging yang mereka jual Aman, Sehat, dan halal. Juga memastikan harga pasaran daging sapi tidak naik saat bulan puasa. Harga daging sapi melalui kesepakatan kami maksimal Rp125 ribu," katanya.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Kalimantan Tengah, Ma'ruf, tak menyangka animo masyarakat begitu besar terhadap operasi pasar daging beku dari pemerintah. Terbukti di Pangkalan Bun, daging beku yang didistribusikan sudah terjual habis 'Makanya saya hari ini mau mengajukan tambahan daging tahap kedua, tapi khusus kerbau sebanyak 5 ton. Karena tahap pertama hanya 1 ton untuk uji coba. Ternyata masyarakat suka juga daging kerbau.'

Tahun lalu, operasi pasar daging masih fokus di Kota Palangka Raya. Mulai tahun ini, sasaran diperluas ke kabupaten, yakni Pangkalan Bun (Kobar), Sampit (Kotawaringin Timur), Kapuas dan Buntok. Walaupun daging beku tersebut dijual dengan harga murah, tetapi Bulog menjamin kualitas tak kalah dengan daging sapi segar di pasar. Setelah dipotong, daging yang diimpor dari Spanyol ini langsung dibekukan, dan dikirim ke Indonesia. (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru