Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Gresik Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tradisi Yang Hilang Di Bulan Ramadan

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 12 Juni 2017 - 16:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) begitu kaya akan tradisi, termasuk tradisi selama bulan suci ramadan. Bagi warga Kobar yang hidup di pertengahan tahun 1980-1990-an pasti mengetahui tradisi yang sangat familiar ini. Sayangnya, tradisi ini sudah hampir punah khususnya di Kota Pangkalan Bun.

Yakni tradisi Keriang Keriut, tradisi ini sangat kental dengan Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Bahkan ada lagu olok-olokan yang berbunyi " Keriang - Keriut orang seberang sakit perut,".

Hilangnya tradisi keriang keriut ini memunculkan keprihatinan, salah satunya datang dari Lurah Mendawai, M.Zulhadi. Bagi Zulhadi, tradisi keriang keriut mempunyai arti tersendiri bagi dirinya, khususnya kenangan masa kecilnya saat ramadan datang.

Untuk itu dengan menggandeng Karang Taruna Kelurahan Mendawai ia berencana akan mengadakan festival Keriang Keriut, namun ia akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan beberapa pihak untuk mewujudkan keinginannya itu.

Menurutnya, dulunya keriang keriut dibuat menggunakan bermacam-macam bahan seperti dari botol vanili, dari sabun wings serta dari tempurung kelapa, bahkan ada juga yang menggunakan obor bambu yang dibentuk sedemikian rupa.

"Keriang keriut ini bisa di gantung di halaman rumah, di gerbang masuk kampung dan di sepanjang jalan gang kampung," kata Zulhadi.

Keriang keriut yang awalnya bertujuan sebagai penerang bagi warga sekaligus penyemangat warga untuk melaksanakan ibadah sholat magrib, isya dan taraweh ini menggunakan bahar bakar minyak tanah dan memggunakan sumbu.

Keriang keriut ini kebanyakan disusun sedemikian rupa sehingga menambah semaraknya bulan suci ramadan. Keriang keriut ini biasanya mulai dibuat masyarakat menjelang malam Nuzulul Quran atau 17 ramadan.

"Bertepatan dengan 10 hari akhir bulan puasa," terang Zulhadi. (KOKO SULISTYO/B-8).

Berita Terbaru