Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BDPD Minta Semua Asosiasi Sawit Atasi Petisi Anti-Dumping

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 14 Juni 2017 - 16:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BDPD) Sawit meminta seluruh asosiasi di sektor kelapa sawit dapat bekerja sama mengatasi petisi anti dumping dan anti subsidi biodiesel yang dilaporkan Dewan Biodiesel Amerika Serikat.

"Industri sawit akhir-akhir ini terus diserang banyak isu, salah satunya anti dumping biodiesel dari Amerika Serikat. Hal ini mustahil diatasi sendiri," kata Direktur BPDP Sawit, Dono Boestami, di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Dono menilai banyak kampanye negatif yang dialamatkan terhadap sektor kelapa sawit Indonesia, salah satunya dugaan subsidi dan dumping harga biodiesel selain kepada Argentina, juga Indonesia.

"Ini mustahil kami atasi sendirian, harus didukung seluruh asosiasi sawit, semua pihak harus bahu-membahu mengatasi hal ini," papar dia.

Koalisi National Biodiesel Board Fair Trade yang terdiri dari National Biodiesel Board (Dewan Biodiesel Amerika Serikat) dan 15 produsen biodiesel Amerika Serikat mengirimkan petisi anti dumping dan anti subsidi biodiesel Indonesia kepada Departemen Perdagangan Amerika Serikat dan Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat.

Petisi itu berpotensi merugikan ekspor biodiesel Indonesia ke Amerika Serikat karena akan dibebani tarif pajak yang tinggi. BPDP Sawit akan membentuk pusat informasi kelapa sawit di luar negeri melalui kerja sama dengan sejumlah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di beberapa negara guna meyakinkan bahwa tidak ada kebijakan dumping dan subsidi pada produk biodiesel dalam negeri.

Hal itu akan direalisasikan sebelum akhir tahun ini. Dengan adanya pusat informasi sawit, kampanye negatif tentang sawit Indonesia dapat diatasi dengan penyediaan data yang berimbang.

"Kami akan bekerja sama dengan KBRI Kementerian Luar Negeri untuk mengatasi kampanye negatif sekaligus memberikan informasi terintegrasi dan berimbang. Selama ini kita terus diserang, data-datanya juga tidak tahu mereka dapat dari mana," ujar Dono. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru