Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Pekalongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ekspor CPO Capai 15,3 Juta Ton Pada Januari-Mei 2017

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 14 Juni 2017 - 16:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya sepanjang Januari hingga Mei 2017 mencapai 15,3 juta ton dengan didominasi produk hilir.

"Untuk ekspor hingga Mei 2017 sudah mencapai 15,3 juta ton di mana hampir 90% berasal dari produk hilir. Nilai tambah produk bisa kita terus optimalkan ke depannya," kata Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan (BDPD) Sawit, Dono Boestami, di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Dari ekspor tersebut, menurut Dono, pendapatan BPDP Sawit hingga Mei 2017 mencapai Rp5,7 triliun dengan rincian Rp5,5 triliun pendapatan tersebut berasal dari pungutan ekspor sawit.

"Selain itu hingga Mei 2017, program B20 dari Kementerian ESDM dengan dukungan Dana Sawit telah menyerap 1,2 juta kiloliter (kl) biodiesel sawit," papar dia.

Diharapkan perolehan dana sawit akan lebih besar setelah skema kebijakan investasi dan standard operating procedure (SOP) terhadap ekspor sawit disiapkan. Untuk kebijakan yang disiapkan, yakni skema investasi dana mengendap (idle) hasil pungutan ekspor CPO di mana saat ini dana-dana tersebut diinvestasikan dalam bentuk deposito.

"Ke depan kami harapkan bisa terus berkembang dengan keluarnya surat izin dari Menteri Keuangan untuk pengelolaan dananya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita sudah menyiapkan investment policy dan SOP sehingga memberikan nilai tambah atau memperbesar dana yang diperoleh BPDP Sawit," ujar Dono.

Dono menambahkan, skema investasi tersebut nantinya menggunakan instrumen dalam negeri dengan pendanaan rupiah secara penuh. Jika diinvestasikan ke luar negeri, ada beberapa risiko yang harus ditanggung seperti fluktuasi nilai tukar dan BPDP Sawit tengah menggodok rencana itu untuk bisa segera direalisasikan.

"Nantinya investasi akan dikelola sendiri. Ke depannya mungkin tidak perlu pungutan lagi jika dana sudah abadi, saat ini dana masih diinvestasikan berupa deposito," pungkasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru