Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Blitar Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: CPO Potensi Tertekan, Resisten Terdekat di 2.520

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Juni 2017 - 14:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang melemah pada perdagangan Senin (19/6/2017) walaupun dibuka lebih tinggi dari penutupan sesi sebelumnya di level 2.499.

Kondisi itu dipengaruhi oleh kembali menguatnya mata uang ringgit Malaysia terhadap dolar AS serta jatuhnya harga minyak mentah global, kata analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Senin.

Mata uang ringgit pada pukul 10:13 WIB terpantau bergerak di level 4,2680 per dolar AS, menguat sekitar 0,1%. Ringgit yang lebih kuat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya, yang berpotensi menekan jumlah permintaan.

Sementara itu, harga minyak WTI terpantau di level $44,87, terseret turun oleh laporan dari Baker Hughes pada akhir perdagangan Jumat yang menunjukkan bahwa jumlah rig minyak aktif bertambah 6 menjadi total 431 rig.

"Pelemahan harga minyak mentah biasanya akan menyeret turun harga CPO," ucap Faisyal.

Secara teknikal, area 2.520 akan menjadi level resisten terdekat, menembus ke atas dari level tersebut dapat memicu harga bergerak lebih tinggi lagi menguji ke area 2.555.

"Untuk sisi bawahnya, level support terdekat terlihat di area 2.475, menembus ke bawah dari area tersebut harga berpeluang menukik turun lebih dalam mengincar ke area support selanjutnya di 2.445. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru