Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Pematangsiantar Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

GAPKI: Pasar Global Butuh Pasokan Minyak Sawit Indonesia

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Juni 2017 - 14:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan pasar global membutuhkan pasokan minyak sawit dari Indonesia.

"Berdasarkan data Oil World tahun lalu, konsumsi minyak nabati dunia mencapai 177 juta ton dengan rata-rata tambahan kebutuhan konsumsi per tahun mencapai 5 juta ton," kata Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono kepada pers di Jakarta, Senin (19/6/2017).

Kebutuhan konsumsi tersebut antara lain dipenuhi oleh minyak sawit sebesar 64 juta ton, soya bean 53,15 juta ton, rapeseed 27,65 juta ton, minyak bunga matahari 15,55 juta ton, dan sisanya oleh minyak nabati lain seperti kacang, kelapa dan zaitun, ungkapnya.

Dalam hal produktivitas, menurut Joko, sawit adalah yang tertinggi yaitu 3,5 ton minyak sawit per hektar per tahun.

"Dengan produktivitas yang tinggi tersebut, hanya dengan lahan seluas 20 juta hektar di seluruh dunia, perkebunan kelapa sawit bisa menghasilkan minyak nabati lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pesaing. Pada 2016, produksi minyak sawit dunia mencapai 60,5 juta ton atau menguasai pangsa pasar 29,4% dari total produksi minyak nabati dunia," papar dia.

Sedangkan soyabean yang menguasai lahan 121,9 juta hektar, hanya menghasilkan 51 juta ton atau 24,8% dari total produksi minyak nabati dunia. Berdasarkan data Oil World dalam kurun waktu 2012 hingga 2016, ekspansi lahan untuk perkebunan kedelai mencapai 16,29 juta hektar.

Sementara itu, dalam kurun waktu yang sama, ekspansi perkebunan kelapa sawit di dunia mencapai 3,1 juta hektar.

Joko menilai, masih banyak industri yang membutuhkan minyak kelapa sawit di dunia. Sebut saja Amerika dan Uni Eropa, saat ini ada lebih dari seratus jenis produk makanan dan produk-produk consumer goods non pangan seperti kosmetik, pasta gigi, deterjen, dan banyak lagi, yang berbahan baku minyak sawit.

"Begitu juga dengan negara-negara konsumen minyak sawit terbesar seperti India, Tiongkok, Pakistan, juga Uni Eropa. Jelas tidak mungkin bisa menggantikan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya," ujar Joko. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru