Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kepulauan Aru Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tidak Bisa Lewat Akibat Rehab Total Jembatan, Warga Swadaya Bangun Jembatan Darurat

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 20 Juni 2017 - 15:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Jembatan Karang Anyar atau dikenal dengan Jembatan Pialun yang sempat diberitakan mengalami penurunan pada tiang pondasi beberapa waktu lalu itu  dibongkar total untuk proses perbaikan, Senin (19/6/2017).

Sayangnya,  saat rehab jembatan yang merupakan akses utama masyarakat itu, pihak rekanan (kontraktor) tidak menyisakan ruang untuk lalu lintas kendaraan. Sehingga warga secara swadaya berinisiatif membuat jembatan darurat di sampingnya.

Menurut seorang warga Karang Anyar yang enggan disebut namanya, sejatinya, untuk menuju Karang Anyar, Desa Kumpai Batu Bawah dan desa lainnya, jembatan di jalan poros Jenderal Sudirman tersebut bukanlah akses utama, ada jalan alternatif lainnya, namun karena jarak yang agak jauh warga enggan melintasinya dan memilih melewati jembatan darurat yang dibangun warga sekitar walaupun untuk lewat warga harus merogoh kocek yang nilainya bervariatif tergantung keikhlasan.

"Namanya juga jembatan darurat bagi mobil kecil semisal Kijang masih memungkinkan untuk lewat tapi untuk truk terpaksa mereka harus memutar melalui jalur alternatif. Baru kemarin jembatan ini dibongkar untuk diperbaiki, tapi kok hari ini tidak ada yang kerja, harusnya ini kan jalan utama pengerjaannya pun harus segera," kata dia.

Saat ditanyai berapa nominal uang perkendaraan yang lewat di jembatan darurat dengan berbisik ia mengatakan lima ribu rupiah.

Ditemui terpisah, Indah, warga Desa Kumpai Batu Bawah, kepada Borneonews mengungkapkan sebelum jembatan tersebut dibongkar. Kondisi jembatan memang sudah tidak layak dilewati. Pada malam hari, jembatan menjadi sangat berbahaya karena gelap. Warga yang melintas sering mengalami kecelakaan.

Ia bersyukur jembatan tersebut diperbaiki tapi seharusnya pihak rekanan yang mengerjakan menyediakan ruang sedikit untuk warga yang melintas. "Harusnya jangan dibongkar semua dulu, ada ruang sedikit untuk warga melintas," ujar dia.

Pantauan Borneonews, jembatan tersebut walau dibongkar total tetapi tetap menggunakan material kayu ulin seperti awalnya, padahal warga berharap jembatan tersebut diganti permanen cor beton agar tidak membahayakan saat dilewati pada malam hari.

Sementara arus lalu lintas yang melewati jembatan darurat begitu padat bahkan salah satu kendaraan truk yang bermuatan saat akan melewati jembatan tersebut terpaksa harus mundur karena diperkirakan jembatan tidak sanggup menahan beban berat. (KOKO SULISTYO/B-8)

Berita Terbaru