Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Orang Tua Siswa Kecewa, karena Sekolah masih Setengah Hati Terapkan Sistem Zonasi

  • Oleh Naco
  • 08 Juli 2017 - 13:46 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini berbeda dari tahun lalu. Kali ini penerimaan dilakukan dengan sitem zonasi, namun sayang sekolah masih setengah hati menerapkannya.

Pasalnya, sistem zonasi tidak memberi jaminan bagi siswa meski rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari sekolah. Seperti yang diungkapkan Walidi salah seorang orang tua siswa yang anaknya ditolak masuk di SMPN 3 Sampit.

"Padahal rumah saya dengan sekolah cuma beberapa meter saja, karena penerimaan tahun ini dengan sistem zonasi, anak saya didaftarkan di SMPN 3 Sampit, karena di situ paling dekat, tapi oleh sekolah tidak diterima," ujarnya menyayangkan, Sabtu (8/7/2017).

Ia tidak paham apa alasan anaknya sampai ditolak. Padahal rata-rata nilainya di atas tujuh. "Kalau alasan sekolah berpatokan dengan nilai, anak tetangga saya yang nilai rata-rata delapan juga tidak lulus," kata Walidi.

Lebih membuat dirinya kecewa ada siswa yang lulus justru berasal dari luar Kota Sampit, seperti siswa dari Telawang, Kota Besi, hingga di luar Kecamatan Baamang. Alasan sekolah menerima karena ada surat keterangan domisili dengan kuota 10% bagi siswa di luar zonasi.

"Kalau memang seperti ini alasan tidak apa-apa, namun kami ingin sekolah transparan, buka nilai siswa yang dari luar zona sekolah, apakah sesuai, termasuk umurnya segala," ucapnya.

Karena ia tidak ingin justru anak mereka jadi korban karena tidak diterapkannya sistem zonasi dengan baik, karena mementingkan kepentingan pribadi.

Pengumuman PPDB di seluruh tingkat pendidikan SMP sudah dilakukan, hampir semua sekolah mengklaim menerima siswa dengan sitem zonasi. Namun fakta yang terjadi itu belum dilakukan sepenuhnya.

"Saya tidak mengapa kalau memang anak saya tidak diterima dengan alasan yang jelas dan membuka data siswa yang lain, tapi ini tidak ada transparansi sama sekali," pungkas Walidi. (NACO/B-2)

Berita Terbaru