BORNEONEWS, Palangka Raya ' Peran koperasi harus menegaskan perannya sebagai jembatan bagi anggota dalam mengatasi beberapa kesulitan anggotanya, termasuk akses permodalan.

Dengan demikian akan memangkas jebakan lintah darat atau renternir yang meminjamkan modal dengan bunga pengembalian yang mencekik.

'Masih mending kalau 30 bunganya, ada yang diatas itu. Inilah yang membuat kita prihatin dan akan lakukan perhatian berupa pembinaan. Kasihan masyarakat,' ungkap Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kalteng, Sapto Nugroho, Senin (24/7/2017).

Sapto ingin mengembalikan peran koperasi, meneguhkan kembali bahwa sebenarnya koperasi adalah 'soko guru' perekonomian Indonesia. Ketika koperasi digarap dengan 'apik', tidak mengherankan pengusaha kecil akan merasakan dampak dan manfaatnya.

Dia mencontohkan bagaimana perilaku renternir terutama di pasar-pasar tradisional. Kata Sapto, itu banyak terjadi atau menimpa pengusaha mikro dan kecil, karena persoalannya memang mereka terkendala permodalan.

'Gubernur tegas dengan ini, serius membantu akses permodalan baik di perbankan maupun dalam hal penjaminan (PT Jamkrida). Kita ingin menuju koperasi yang berkualitas, bukan yang berkuantitas. Buat apa banyak tetapi bermasalah, ya kan,' tukas Sapto. (ROZIQIN/B-6)