Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Yalimo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Moratorium Lahan Sawit Bakal Permanen, Apa Dampaknya

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 25 Juli 2017 - 18:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Setelah beberapa kali diperpanjang masa moratorium pembukaan lahan sawit, pemerintah memiliki wacana untuk mempermanenkan pembekuan pemberian izin lahan baru.

Hal itu ditegaskan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar di Jakarta awal pekan ini menyikapi langkah pemerintah yang telah beberapa kali memperpanjang masa moratorium.

Siti Nurbaya mengatakan pihaknya ingin moratorium itu bersifat permanen, terutama untuk lahan hutan primer dan lahan gambut. Adapun moratorium dilakukan pemerintah sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi akibat kebakaran hutan, dan moratorium telah diperpanjang oleh Presiden Joko Widodo sebanyak tiga kali pada Mei lalu.

'Sejauh ini moratorium hanya diperpanjang dan diperpanjang lagi. Saya ingin moratorium permanen. Tidak bisa lagi ada pembersihan lahan pada hutan primer,' kata Siti Nurbaya.

Indonesia rentan mengalami kebakaran hutan pada saat musim kemarau, dan kerap kebakaran hutan dipicu oleh lahan gambut yang kering dan juga kegiatan pembersihan lahan dengan cara membakar.

Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, alasan pemerintah untuk memperpanjang program moratorium sawit dapat mengurangi produktivitas sawit yang sedang tumbuh pesat saat ini.

"Ketika sawit ini berkembang dengan pesat justru pemerintah ingin menerapkan aturan moratorium sawit. Logikanya, kalau sawit berkembang pesat berarti bisa menjadi role model bahwa sawit relatif lebih baik daripada perkebunan lain," kata Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dengan keberhasilan industri kelapa sawit yang telah mendorong perekonomian nasional, menurut Enny, bisa menjadi contoh bagi komoditas perkebunan yang lain, seperti kakao, tebu, kopi dan lainnya.

"Artinya bisa di-copy paste, apa yang membuat sawit mempunyai kompetitif di antaranya mengenai tata kelola usahanya memenuhi kemampuan perkebunan dan ekonomi. Walaupun di satu titik ada kritik industri sawit masih meminggirkan perkebunan rakyat, dan ada pula yang mengembangkan petani plasma, inti dan sebagainya," papar dia.

Keberhasilan industri kelapa sawit, lanjut Enny, karena peran perusahaan yang memberikan kemudahaan akses pembiayaan dan pelatihan pembudidayaan kepada petani.

Jika rencana mempermanenkan moratorium itu terlaksana, ada kemungkinan apa yang ditakutkan Enny tersebut akan terjadi, yakni berkurangnya produktivitas sawit nasional, kecuali segera dilakukan peremajaan sawit dengan varietas yang memiliki produktivitas tinggi. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru