Aplikasi Pilgub (Pemilihan Gubernur) Propinsi Sulawesi Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Gadis Berprestasi yang Hidup dalam Pasungan

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 26 Juli 2017 - 13:14 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Jumiati (23), warga RT 12, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, merupakan gadis yang berprestasi semasa masih duduk di bangku sekolah. Sejak SD hingga SMK, ia selalu di urutan kedua sebagai peraih nilai terbaik di kelas.

Namun, semua itu tinggal kenangan. Gadis yang berprestasi ini kini hidup dalam pasungan. Sejak tiga hari ini, Jumiati menjalani hari-harinya dalam pasungan. Keputusan berat ini diambil oleh pihak keluarga lantaran Jumiati seringkali mengamuk tanpa alasan. Bahkan, seisi rumah diacak-acak, perabotan seperti piring dihancurkan, rumah tetangga tak luput dari amukan hingga kaca jendela dipecahkan.

Kekhawatiran keluarga semakin memuncak tatkala Jumiati sering menghilang tanpa diketahui kemana perginya selama berhari-hari. Perilaku ini sudah dialami Jumiati sejak 3,5 tahun belakangan.

Menurut Sarnin (55), putri bungsunya mengalami depresi sejak pulang dari mengunjungi ayahnya di Palangka Raya. Ia tak tahu apa yang menjadi penyebabnya karena sejak saat itu, putri ketiga dari tiga saudara ini sering melamun, tertawa, bahkan menangis tanpa sebab hingga berjam-jam lamanya.

Berbagai upaya pengobatan sudah ditempuh pihak keluarga untuk memulihkan kondisi Jumiati, baik secara medis maupun alternatif. Terhitung tujuh kali Jumiati menjalani Ruqiyah, namun upaya keluarga tak membuahkan hasil hingga keluarga membawa Jumiati ke Banjarmasin.

Sepulang dari menjalani pengobatan, kondisi psikologis Jumiati lebih stabil, namun hanya bertahan dua minggu. Setelah itu, Jumiati kembali kambuh. "Setelah kembali dari Banjarmasin kondisinya lebih stabil tapi hanya mampu bertahan dua minggu," papar Sarnin, di kediamannya, Rabu (26/7/2017).

Sarnin mengaku pasrah terhadap kondisi putrinya, terlebih berbagai upaya sudah dilakukan. Sebagai orang tua yang hidup dengan kondisi ekonomi terbatas dan sebagai orang tua tunggal, ia merasa kesulitan keuangan untuk mengobati lebih lanjut.

Ia meminta kepada masyarakat luas agar tidak berpikir negatif terhadap keputusan keluarga untuk memasung, karena semata-mata ini adalah upaya menjaga keselamatan Jumiati. Ia merasa sedih dengan keputusan tersebut. Sebagai orang tua, perasaannya hancur berkeping-keping melihat kondisi putrinya tersebut.

Beruntung kondisi Jumiati yang memprihatinkan tersebut segera direspon oleh ketua RT yang segera berkoordinasi dengan pihak Babinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Baru serta meneruskan ke Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut.

Informasi terhimpun, Dinas Sosial Kotawaringin Barat dan Puskesmas Kelurahan Baru sudah menyambangi kediaman Jumiati. Rencananya, Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah juga bakal mengunjungi Jumiati. (KOKO SULISTYO/B-2)

Berita Terbaru