BORNEONEWS, Palangka Raya - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, dr Dewi Rama Dewa mengatakan bahwa di Palangka Raya sudah ada 52 Sekolah Dasar (SD) yang siswanya dibina sebagai pelopor Sismantik atau Siswa Pemantau Jentik.

"Baru kemarin ada pembinaan Sismantik itu juga termasuk di dalam salah satu program upaya kesehatan sekolah (UKS). Untuk Sismantik baru ada 52 SD yang kami bina," ungkap dr Dewi kepada Borneonews.co.id, Kamis (27/7/2017).

Jumlah ini menurut dr Dewi masih terbilang minim mengingat jumlah SD/MI di Palangka Raya yang ada sebanyak 139 sekolah, artinya baru sepertiga jumlah sekolah dasar di Palangka Raya yang telah dibina.

"Selain pembinaan sismantik, dari Dinas Kesehatan kami juga melakukan banyak penyuluhan contohnya penyuluhan DBD, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ada juga penyuluhan tentang cuci tangan karena cuci tangan ini kan ya bukan sekadar cuci tangan tapi cuci tangan di air mengalir dan pakai sabun. Edukasi-edukasi seperti itulah yang sering kami lakukan," jelasnya.

Dewi juga menyebut kebanyakan penyakit DBD didapati anak-anak dari lingkungan sekolah, bukannya rumah. Hal ini salah satunya berasal dari tempat-tempat gelap seperti laci meja yang seringkali tidak terpantau kebersihannya. Selain itu juga dapat berasal drainase-drainase lingkungan sekolah yang tersumbat.

"Kita terus kerjasama juga dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) agar bagaimana drainase di lingkungan sekolah itu jangan sampai mampet. Jadi mereka, anak-anak juga diajari karena yang paling utama adalah perubahan perilaku supaya mereka tidak buang sampah sembarangan, itu kan sumber dari segala penyakit," tegasnya. (TESTI PRISCILLA/B-6)