Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Tapanuli Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Normal, Angkutan Udara Tidak Lagi Picu Inflasi

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 02 Agustus 2017 - 23:16 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Andil angkutan udara menjelang Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momok bagi perekonomian daerah. Begitu juga beberapa pekan setelahnya. Sebab di momen ini, pihak maskapai menggunakan tarif batas atas sebagai harga jual tiket pesawat. Alhasil, harga tiket pesawat ini menjadi pemicu utama inflasi. Seperti terjadi di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Namun setelah beberapa pekan pascahari raya, harga tiket pesawat sudah berangsur normal. Bahkan sepanjang Juli 2017 ini, angkutan udara malah menyumbang deflasi pada urutan pertama. Artinya, angkutan udara bukan lagi berada pada angka jual yang tinggi.

'Dari sepuluh jenis komoditas/jasa utama yang mempengaruhi tingkat inflasi atau deflasi di Kota Palangka Raya, andil tertinggi terhadap tingkat deflasi didominasi oleh angkutan udara (0,68 persen),' kata Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setdaprov Kalteng, Lubis Rada Inin pada rapat bulanan tim pengendali inflasi daerah (TPID), Rabu (2/8/2017).

Selanjutnya penurunan harga disusul oleh andil bawang putih (0,04 persen), ikan baung (0,02 persen), dan batu bata/batu tela (0,02 persen). Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil inflasi berasal dari pengeluaran rumah tangga untuk bawang merah (0,05 persen), diikuti bimbingan belajar (0,04 persen), dan ikan layang (0,04 persen).

Lubis menjelaskan, harga tiket pesawat ini merupakan jenis administrated price, harga yang diatur secara administratif kewenangan pemerintah pusat. Sehingga pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi terhadap hal tersebut, dari sisi penawaran maupun permintaan.

'Rapat kordinasi nasional TPID di Makasar pada 27 Juli 2017 lalu juga tidak menghasilkan satu keputusan mengenai tarif batas atas yang dikeluhkan hampir semua peserta rapat. Namun masih beum diputuskan, kemungkinan menunggu dari kementerian perhubungan sebagai leading sektor,' katanya. (ROZIQIN/B-11)

Berita Terbaru