BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Benua Eropa dan Amerika masing-masing berada di urutan ketiga dan keempat sebagai pasar ekspor minyak sawit dan produk berbasis minyak sawit hingga Mei tahun ini.

Statistik tersebut terekam dalam data yang dirilis Plantation Industries and Commodities (MPIC) Malaysia, seperti dikutip New Straits Times.

Berdasarkan data tersebut, pada 2016, nilai ekspor minyak sawit dan produk minyak sawit ke Eropa mencapai Rp32,48 triliun. Pada saat yang sama, ekspor komoditas serupa ke Amerika Serikat tercatat sebesar Rp16,32 triliun.

Sedangkan pada periode Januari hingga Mei 2017, total sebanyak 1,35 juta ton minyak sawit dan produk minyak sawit senilai Rp14,95 triliun diekspor ke Eropa, dan sebanyak 0,55 juta ton senilai Rp7,99 triliun diekspor ke AS.

Di Eropa, sejumlah negara seperti Belanda, Italia dan Spanyol tercatat sebagai negara pengimpor besar untuk komoditas minyak sawit dan produk berbasis sawit, sementara di sejumlah negara di Benua Biru lainnya, minyak sawit digunakan sebagai bahan bakau untuk industri makanan dan non-makanan, khususnya biodiesel.

Secara umum, kata pelaku pasar di Jakarta, minyak sawit dan produk berbasis sawit diterima dengan baik di negara-negara Eropa meski kampanye negatif terhadap sawit terus menggema di kawasan tersebut.

"Dari data yang tersaji tersebut menandakan bahwa terjadi peningkatan daya terima terhadap produk berbasis sawit di kalangan konsumen di Erope meski marak terjadi kampanye anti sawit," ucapnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)