Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pegunungan Arfak Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Rekomendasi Netral Untuk Perusahaan Perkebunan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Agustus 2017 - 11:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di tengah tren penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) saat ini, tak membuat sektor perkebunan menjadi lebih seksi untuk diburu. Mengapa

Lembaga riset Hong Leong Investment Bank Research (HLIB Research) masih mempertahankan rekomendasi "Netral" untuk perusahaan di sektor perkebunan. Pasalnya, kenaikan harga CPO belakangan ini diyakini tidak akan bertahan hingga 2018 akibat ketiadaan katalis pertumbuhan permintaan dan masalah pasokan.

HLIB Research yakin harga CPO pada 2017 akan bergerak rata-rata lebih tinggi ketimbang proyeksi sebelumnya di angka RM2.500 per ton menjadi RM2.890 per ton dan kekhawatiran akan cuaca kering di AS, yang akan berimbas pada harga kedelai antara saat ini hingga musim panen pada Oktober 2017.

Namun demikian, HLIB Research juga memperkirakan harga CPO akan melemah setelah 2017, dan lembaga riset ini mempertahankan proyeksi harga rata-rata CPO di level RM2.500 per ton.

Dalam risetnya yang dirilis awal pekan ini, seperti dilansir The Star, HLIB Research mengutip beberapa faktor yang akan memberikan imbas pada harga CPO, seperti meredanya dampak El Nino, stok kedelai yang cukup di tengah kekhawatiran terhadap kondisi komoditas akibat kekeringan, dan Parlemen Eropa yang mendesak Komisi Eropa untuk menghentikan pemakaian minyak nabati berbasis sawit untuk biofuel pada 2020.

Sejumlah risiko yang disebutkan HLIB Research meliputi produksi kedelai yang lebih tinggi dari perkiraan dan penanaman bibit kedelai baru, yang menyebabkan turunnya harga kedelai, yang berimbas pada pelemahan harga minyak sawit sebagai rivalnya. Selain itu juga karena India yang menerapkan bea masuk tinggi untuk minyak sawit dan meningkatnya biaya produksi, terutama biaya tenaga kerja. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru