Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: CPO Berpotensi Menanjak ke Rentang 2.615 ' 2.665

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 10 Agustus 2017 - 06:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpotensi menguat dalam jangka pendek pada perdagangan Rabu (9/8/2017) setelah dibuka lebih tinggi di level 2.640 ringgit per ton.

"Kenaikan harga CPO ini karena faktor pelemahan ringgit Malaysia serta pulihnya harga minyak nabati lainnya," kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, kontrak CPO untuk Oktober di Bursa Berjangka Malaysia ditutup naik 2% di level 2.626 ringgit per ton, mencetak kenaikan harian terbesar sejak 25 Juli.

Menurut Faisyal, kenaikan harga minyak sawit mengikuti penguatan minyak kedelai di AS dan Dalian, Tiongkok, serta beberapa aksi short covering karena pasar yang sudah jenuh jual di sesi sebelumnya.

Untuk kontrak minyak kedelai bulan Oktober di Chicago Board of Trade berakhir naik 0,9%, sementara untuk kontrak minyak kedelai bulan Januari di Dalian Commodity Exchange ditutup lebih tinggi 1,4%.

Adapun mata uang ringgit pada pukul 11:10 WIB terpantau di level 4,2860 per dolar AS, melemah sekitar 0,05%. Mata uang ringgit yang lebih lemah akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih murah untuk para pemilik mata uang lainnya.

"Secara teknikal, harga minyak sawit berpotensi bergerak dalam rentang 2.615 ' 2.665 dalam jangka pendek," katanya.

Sedangkan untuk sisi atasnya, Faisyal menyebut bahwa jika menembus ke atas level 2.665, maka berpeluang memicu kenaikan harga CPO lebih lanjut untuk menguji ke level resisten selanjutnya di 2.690. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Sementara itu, untuk sisi bawahnya, jika menembus ke bawah level 2.615 dapat membawa harga bergerak lebih rendah lagi untuk menargetkan level support selanjutnya di 2.585.

Berita Terbaru